Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Ngeyel karena Merasa Ada yang Tak Beres, Annisa Selamat, Abaikan Perintah Pembina dan Ajak Temannya Naik dari Sungai

Rina Wahyuhidayati - Rabu, 26 Februari 2020 | 13:15
Tim SAR gabungan sedang mencari korban hilang susur sungai, SMPN 1 Turi, Sleman
Tribun Jogja

Tim SAR gabungan sedang mencari korban hilang susur sungai, SMPN 1 Turi, Sleman

Suar.ID -Satu siswa SMPN 1 Turi bernama Annisa Ramadhani (15) selamat dari musibah yang terjadi saat kegiatan susur sungai di Sungai Sempor.

Annisa mengabaikan perintah pembina dan memilih naik saat merasa ada yang tak beres.

Hingga saat ini, ia masih mengalami trauma dan enggan mengingat apa yang sudah dilaluinya.

Terlebih, seorang teman sekelasnya turut menjadi korban meninggal dalam insiden nahas itu.

Baca Juga: Inilah Sosok Sudarwanto: Pahlawan yang Berjibaku selama 2,5 Jam Menyelamatkan Siswa Pramuka yang Hanyut di Sungai Sempor

Disampaikan kakak Annisa, Nindia (21), adiknya selamat berkat membantah perintah pembina dan memilih naik saat mendapati ketinggian air tak wajar.

Annisa pun berusaha membujuk teman-temannya untuk naik ke atas.

Pasalnya tinggi air sudah sampai seleher anak-anak.

Sayangnya, Annisa justru mendapat teguran dari seorang temannya.

Baca Juga: Kisah Kodir Nekat Loncat Ke Sungai, Hampir 3 Jam Ubek-ubek Sungai Demi Selamatkan Siswa yang Hanyut Saat Susur Sungai

Meski demikian, ia bersikeras naik bersama lima temannya yang lain.

Berikut selengkapnya cerita Annisa, korban selamat tragedi susur sungai yang menyaksikan sendiri teman-temannya hanyut.

1. Bermula dari Ngeyel

Berdasarkan cerita sang kakak, Nindia, Annisa merasakan air Sungai Sempor sudah naik dari selutut hingga seleher.

"Saat itu, adik saya sempat mengukur sungai, memang ada yang selutut tapi ada juga yang seleher.

Adik saya mengajak teman-temannya untuk naik," paparnya.

Namun ternyata tidak semua temannya mengikuti anjuran Annisa.

"Nanti kalau enggak turun dimarahi pembina, loh," ujar Nindia menirukan ucapan teman Anissa.

Baca Juga: Tak Sanggup Lihat Peti Jenazah Putri Semata Wayangnya yang Jadi Korban Susur Sungai SMPN 1 Turi Diturunkan ke Liang Lahat, Sang Ayah Beberkan Pertanda Tak Biasa Ini saat Terakhir Kali Berjumpa dengan Anaknya

"Tapi adik saya ngeyel, dia naik bersama lima orang lainya, baru balik badan sebentar ternyata teman-temannya yang lain sudah ada keseret.

Menyaksikan kawan-kawannya hanyut terbawa arus deras sungai, Annisa pun lekas meminta pertolongan warga.

"Adik saya terus cari pertolongan ke warga," tambah Nindia.

2. Marah Jika Ditanya

Trauma mendalam dirasakan oleh Annisa meskipun selamat dalam insiden itu.

Apalagi satu temannya, Nur Azizah tewas dalam peristiwa itu.

Psikis Annisa terguncang dan membuatnya menjadi anak yang lebih pendiam.

Keluarga pun berusaha menenangkan hati Annisa.

"Annisa akan marah dan melarang keluarga atau kerabatnya untuk bertanya tentang kejadian kemarin," tukas sang kakak.

Baca Juga: Masih Ingat Insiden Siswa yang Dipaksa 'Makan' Kotoran Manusia? Ternyata Mereka Tidak Disuruh Makan Kotoran dan Pelaku Bukan Pendamping Melainkan...

3. Trauma Air

Tak hanya marah saat ditanya kejadian itu, Annisa juga mengalami trauma ketika melihat air.

Menurut sang kakak, adiknya menjadi takut ketika berada di kamar mandi sendiri.

Annisa akan marah dan melarang keluarga atau kerabatnya untuk bertanya tentang kejadian kemarin.

Nindia pun menyesalkan kelalaian sekolah yang membuat adiknya terguncang.

4. Keluarga Tak Tahu Ada Susur Sungai

Menurut Nindia, pihak sekolah tidak memberitahukan adanya kegiatan susur sungai.

Keluarga hanya mengetahui jika ada agenda rutin Pramuka setiap Jumat.

Nindia mengisahkan bahwa ia dan orangtua tidak tahu bahwa Jumat (21/2/2020) sore itu akan ada agenda susur sungai dalam kegiatan rutin Pramuka.

"Tidak ada pemberitahuan dari sekolah, adik saya juga tahunya dari status WA (WhatsApp) sehari sebelumnya.

Dia juga enggak bilang ke keluarga kalau mau susur sungai, cuma minta di jemput jam 4 sore," tuturnya, Senin (24/2/2020).

Baca Juga: Hati Siapa yang Tak Teriris, 6 Bocah Ini Jadi Yatim Piatu dalam Waktu Sekejap, Ayahnya Meninggal Saat Jenazah Ibunya Dimandikan, Paling Besar Masih kelas 6 SD

5. Takut Adik Meninggal

Ketakutan Nindia membuncah tatkala beberapa korban tewas mulai ditemukan.

Ia bersama kakaknya panik dan mulai mencari keberadaan sang adik, termasuk di antara jenazah korban yang telah ditemukan.

Begitu mendapat informasi bahwa agenda susur sungai tersebut berakhir dengan insiden tenggelamnya para siswa, ia bersama kakaknya langsung membagi tugas untuk mencari data anak-anak yang selamat.

Pasalnya ia tak menemukan di mana posisi adiknya pada sore nahas itu.” Saya di Klinik SWA, kakak saya di puskesmas dan sekolah," imbuhnya.

Hatinya semakin hancur ketika di Klinik SWA sudah ada empat janazah. Ia tak berani berandai-andai. Kekhawatirannya semakin membuncah.

Baca Juga: Bukan karena Kinerjanya, Berdasarkan Survei, Hal Inilah yang Membuat Banyak Orang Memilih Anies Baswedan sebagai Capres pada 2024

"Waktu itu saya tanya ke perawat, kalau saya cari adik saya yang bernama Annisa Ramadhani.

Petugas meminta saya untuk kuat dan mengarahkan saya untuk memeriksa satu per satu jenazah yang ada di situ.

Saya takut yang di sana itu adik saya," kenangnya.

6. Memeriksa Mayat Satu per Satu

Nindia dengan berat hati memeriksa satu per satu jenazah itu, dan ternyata itu bukanlah adiknya.

Ia baru merasa lega ketika mendengar adiknya ternyata sudah berada di sekolah.

Nindia yang alumni sekolah itu pun heran, mengapa dalam kondisi cuaca mendung pihak pembina tetap bersikeras melanjutkan aktivitas susur sungai.

Karena menurutnya, saat ia bersekolah di sana, jika cuaca mendung atau hujan maka agenda di luar kelas diganti materi di dalam kelas.

Sementara itu, polisi kini telah menahan 3 tersangka dalam tragedi susur sungai.

Ketiga tersangka tersebut adalah IYA (36), seorang PNS yang juga guru di SMPN 1 Turi, DDS (58) swasta, dan juga R (58) yang juga seorang PNS.

(TribunMataram.com/ Salma Fenty)

Baca Juga: Dunia Gelap Pramugari, Dapat Upah Kecil Sampai Lakukan Pekerjaan Sampingan Ini, Bisa Kumpulkan Rp 5 Juta Sampai Rp 32 Juta Semalam!

Artikel ini telah tayang di Tribunmataram.com dengan judul Merasa Ada yang Tak Beres & Ajak Teman Naik, Annisa Selamat karena Ngeyel Bantah Perintah Pembina

Source : Tribun Mataram

Editor : Suar

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Hot Topic

Tag Popular

x