Suar.ID -Jauh sebelum kasus ikan asin yang melibatkan Fairuz A Rafiq dan Galih Ginanjar, Rey Utami sudah lebih dulu menghebohkan publik.
Hal ini terkait dengan kisah cintanya yang seperti Cinderella.
Melalui aplikasi jodoh Tinder dia menemukan pria yang kini jadi suaminya itu.
Ya, namanya Pablo Benua.
Di hari pertama, dia mengenal suaminya itu.
Lalu di hari kedua, pria itu sudah memberinya hadiah mobil Honda H-RV, hari ketiga jam tangan Rolex Rp4 miliar, dan hari ketujuh mengucap janji suci pernikahan.
Lalu siapa sebenarnya Rey Utami?
Bagaimana dia bisa bertemu dengan suami yang bersama masuk penjara itu?
Wanita kelahiran 24 Maret 1987 ini sesungguhnya adalah seorang presenter televisi dan pernah melakoni juga karier sebagai penyanyi.
Spesialisasinya adalah membawakan program olahraga.
Dia pernah menjadi presenter siaran langsung Piala Eropa di sebuah stasiun televisi terkenal.
Sebagai presenter acara sepak bola, Rey terlihat sangat menguasai topik yang dibawakannya.
Baca Juga: Peyek Cetar Syahrini Setoples Rp 200 Ribu Kena Komplain, Begini Penjelasan dari Aisyahrani
Maklum sepak bola adalah cabang olahraga kegemarannya.
Dia mengaku sangat ngefans dengan klub Inggris Manchester United dan Timnas Spanyol.
Sementara kariernya di dunia tarik suara hanya seumur jagung.
Dia tercatat hanya sekali berkontribusi yakni di singgel kedua Band Dadali yang berjudul "Di Saat Aku Mencintaimu", sebagai vokal kedua.
Setelah itu tak pernah terdengar kiprahnya di dunia tarik suara.
KENAL LEWAT TINDER
Setelah diberi mobil Honda HRV di hari kedua dan jam tangan seharga Rp4 miliar di hari ketiga, Rey langsung setuju untuk menikah dengan Pablo hanya tujuh hari setelah keduanya bertemu di Tinder.
Aplikasi yang bisa diunduh di App Store atau Google Play ini menjadi satu dari sekian banyak “mak comblang” dunia digital.
Tinder dibuat pada Oktober 2012 oleh Sean Rad. Hingga saat ini, sudah ada puluhan juta pengunduh aplikasi tersebut.
Tinder termasuk aplikasi yang cukup populer di Apple Store dan Google Store.
Di kedua platform distribusi aplikasi, Tinder masuk dalam 10 besar daftar aplikasi favorit untuk kategori gaya hidup.
Menurut konsultan percintaan Kei Savourie, popularitas Tinder karena penggunaannya tak terlalu rumit.
Cukup dengan log in melalui akun Facebook. Begitu sudah masuk, kita langsung akan disuguhi dengan tumpukan foto lawan jenis.
Ada nama, umur, dan sedikit keterangan lokasi atau pekerjaan dia.
Untuk menyukai, tinggal geser ke kanan. Sedangkan jika tidak, geser ke kiri.
Untuk memulai perkenalan, tekan tombol Love di bawah foto.
Agar bisa chatting, kita harus menunggu lawan jenis tadi menekan tombol Love di bawah foto kita juga. Ini yang dinamakan “match”.
Contohnya, bila Anda tertarik berkenalan dengan member lain, sebut saja A, sentuh tanda 'love' di bawah fotonya.
Ternyata, A sebelumnya pernah melihat profil Anda dan menekan ikon 'love', maka Anda dan si A pun akan terhubung dan bisa berinteraksi alias chatting.
Nah, bila Anda saja yang menekan tanda hati berwarna hijau, sementara target Anda tidak pernah menekan ikon 'love' di bawah foto Anda, maka Anda tidak akan pernah bisa terhubung.
Otomatis enggak akan terjadi chatting.
Selain ikon 'love', ada dua ikon lain di Tinder. Ikon 'X' dan 'i’. Ikon 'X' menandakan Anda tidak tertarik (sama dengan menggesernya ke kiri) sementara ikon ‘i’ berisi biodata singkat.
Tak hanya data diri, kegemaran dan minatnya pun bisa terlihat dengan jelas karena sesuai dengan apa yang ia cantumkan di akun Facebook miliknya.
Fitur lain yang sangat membantu para jomblo mencari jodohnya adalah mencari calon pendamping berdasarkan rentang usia dan lokasi yang dekat.
Melalui fitur ini, aplikasi kencan yang juga digunakan para selebriti Holywood ini dapat dengan mudah mengeliminasi para lawan jenis yang tampak tidak sesuai dengan kriteria.
Nah, yang menjadi masalah adalah bagaimana agar foto Anda tidak serta merta disingkirkan lawan jenis Anda.
Ini mirip dengan membuat resume yang menarik sehingga pihak perusahaan tidak dengan gampang melemparkan resume itu karena tidak menarik.
"Tampilkan foto terbaik yang Anda miliki supaya dia tertarik untuk kenalan.Unggah juga foto-foto kegiatan saat sedang bergaul atau melakukan aktivitas lainnya, biar dia tahu kalau Anda orang yang aktif," papar Kei yang sudah menjalani profesinya sejak tahun 2006 ini.
Tinder, seperi layaknya aplikasi mobile lainnya, hanyalah sebuah alat yang berfungsi untuk memudahkan komunikasi manusia.
Apa pun yang kita lakukan di Tinder, merupakan tanggung jawab kita.
Ada baiknya untuk tetap menjaga etika dan norma-norma sosial ketika memakai aplikasi semacam Tinder, karena bisa saja terjadi sesuatu yang buruk apabila kita menggunakannya untuk sesuatu yang kurang baik.
Jadi, sudahkan menjadi Winder (sebutan untuk para pemakai Tinder)? Pasang segera Tinder di ponsel cerdas Anda!