Suar.ID -Kejadian mengenaskan dialami oleh dua pemain sepakbola dari tim Kecamatan Tinanggea, Konawe Selatan.
Dua pemain yang berposisi gelandang itu tersambar petir, salah satunya dipastikan meninggal, pada Senin (17/2) tempo hari.
Insiden tersebut terjadi saat pertandingan antara tim Kecamatan Tinanggea dan tim Kecamatan Buke dalam gelaran Bupati Cup U-16 Konawe Selatan.
Turnamen Bupati Cup I usia 16 tahun ini diikuti oleh 25 tim dari 25 kecamatan di Kabupaten Konawe Selatan.
Seluruh pertandingan dilangsungkan di Stadi Lababa Silondae, Konsel, dan dibuka oleh Bupati Konawe Selatan Surunuddin Dangga.
Kedua korban yakni Muhammad Ferry (16) dan Musta (16) bermain untuk Kecamatan Tinanggea.
Keduanya adalah pemain tengah atau gelandang.
Pelatih Tim Persatuan Sepak Bola Tinanggea, Sahrum mengemukakan, Ferry terjatuh saat petir tiba-tiba menyambar.
Ia sempat berusaha berdiri.
Namun, tubuhnya tak mampu.
Ferry pun duduk sambil mengeluh kesakitan.
"Teman di dekatnya yang lihat tadi ngaku memang (tubuh) almarhum mengeluarkan asap," kata Sahrum, Jumat (21/2/2020).
Sempat dilarikan ke rumah sakit, Ferry kemudian tewas dengan luka bakar di tubuhnya.
Selain Ferry, petir juga menyambar satu rekannya yang lain bernama Musta (16).
Musta saat ini masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah Konawe Selatan.
Menurut keterangan pihak rumah sakit, kondisi Musta kini kian membaik.
Akibat peristiwa ini, pertandingan terpaksa ditunda.
Sebelumnya, insiden serupa terjadi di Tuban, Jawa Timur.
Insiden tersebut terjadi di lapangan Desa Bangilan pada Sabtu (12/1/2019) pukul 17.15 WIB.
Peristiwa tersebut diunggah akun Facebook Fatamorgana pada Sabtu (12/1/2019).
Saiful Bakhtiar tewas saat pertandingan sepakbola persahabatan antara Kecamatan Singgahan melawan Kecamatan Bangilan.
Saat itu hujan, tiba-tiba terdengar suara petir dan korban tersambar kemudian jatuh.
Tubuh korban mengeluarkan asap, kemudian dilarikan ke Puskesmas Bangilan, namun nyawanya tak tertolong.
Baca Juga: Kesaksian Salma: Siswi SMPN 1 Turi yang Selamat setelah Mengikuti Kegiatan Pramuka Susur Sungai
Dikutip Surya, Kapolsek Bangilan AKP Budi Handoyo mengatakan tidak ada tanda-tanda kekerasan di tubuh korban.
Pihak keluarga menerima dan tidak meminta jasad korban untuk diautopsi.
"Korban tidak selamat, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan, pihak keluarga juga sudah menerima kejadian itu," pungkas Kapolsek Budi Handoyo.
AKP Budi Handoyo mengatakan, kronologi terjadinya Saiful Bakhtiar disambar hingga tewas, bermula saat bertanding sepakbola dalam cuaca hujan.
Sebelum pertandingan, petir saat hujan sudah terdengar suara gemuruh langit disertai petir.
Tiba-tiba korban tersambar petir, saat cuaca dalam kondisi hujan.
Lalu secara tiba-tiba, lanjut Budi Handoyo, petir menyambar salah satu pemain yaitu Saiful Bakhtiar.
Dia langsung tergeletak dan tubuhnya sempat mengeluarkan asap.
"Petir langsung menyambar begitu saja, saat pertandingan sepakbola berlangsung, korbannya Saiful Bakhtiar," ujar Kapolsek Budi Handoyo.
Budi menjelaskan, teman-temannya yang mengetahui korban tersambar petir lalu menolongnya untuk dibawa ke Puskesmas Bangilan.
Namun sayang, nyawa korban tidak tertolong dan dinyatakan meninggal dunia.
Dari hasil pemeriksaan medis juga tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan, korban tewas murni karena tersambar petir.
Dari hasil pemeriksaan medis juga tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan, korban tewas murni karena tersambar petir.
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Detik-detik 2 Pemain Bola Indonesia Tersambar Petir hingga Berasap, Insiden di Tuban Juga Tragis