"Setelah pesantren ini dirombak habis-habisan, dibikinkan rumah masing-masing di pesantren. Jadi ada rumah singgah, ada rumah khusus," kata Abah Cijeungjing.
Rumah khusus akan dihuni setiap istri dan berada di kampung halaman mereka.
Rita, misalnya yang tinggal rumah di Tasikmalaya, sedangkan Nengmas di Garut.
"Rumah khusus Umma ada di Garut, karena Umma kan aslinya orang Garut. Di sini (pesantren, red) rumah singgah," ujarnya.
Masih dikutip dari tayangan yang sama, Abah Cijeungjing akhirnya blak-blakan terkait kisah poligaminya yang viral.
Menurutnya, menikah adalah sebagian kecil dari tujuan perjuangannya.
Abah Cijeungjing juga telah membagi tugas kepada kedua istrinya.
"Yang satu urus pesantren, yang satu untuk perusahaan," kata Abah Cijeungjing.
Bahkan ia telah membuatkan surat perjanjian apa saja tugas istri pertama dan istri kedua.
Abah Cijeungjing juga membuat surat perjanjian pranikah yang memuat sejumlah poin.
Satu di antaranya, istri kedua, Rita wajib menghormati istri pertama, Nengmas, walau secara usia, Rita lebih tua ketimbang Nengmas.