Lantaran ia merasa memiliki sosok istri yang solehah.
Ia merasa cukup untuk bertanggung jawab kepada satu orang istri, yakni Nengmas.
Tetapi akhirnya ia mengiyakan tawaran berpoligami lantaran sudah bersepakat dan atas saran istri pertama.
Diakui Abah Cijeungjing, ia pun meluapkan perasaannya kala itu untuk memutuskan poligami.
"Sebelnya anna (saya) mau mundur, karena gak tega sama ummah (Nengmas), gak dengan diri sendiri juga.
Jadi semakin istri meridhai sebenarnya hati kita semakin enggak mau," ungkapnya.
Meski begitu diakui Abah Cijeungjing kini ia tak menyesal dan akhirnya mendapatkan hikmah dari situasi tersebut.
Ia berpandangan, barangkali suami bisa nakal lantaran perlakuan istri yang juga kurang baik kepada suaminya.
Sebaliknya, ketika seorang istri semakin solehah, hati suami justru semakin tak tega, jelasnya.
Artinya menurutnya sosok Nengmas istri pertamanya baginya sangat istimewa.