Namun, dirinya khawatir tak ada tamu undangan yang datang.
Sebab, untuk menuju ke rumahnya, para tamu undangan harus melintasi jalan masuk yang hanya berjarak lebih kurang 800 meter dari lokasi karantina.
Begitu juga untuk lokasi tempat tinggalnya dari lokasi karantina, hanya berjarak lebih kurang 1,2 kilometer.
"Untuk warga Kota Tua Penagih kemungkinan datang, karena mereka sudah tidak terlalu khawatir, tapi warga Ranai Darat, Tanjung, dan lainnya kemungkinan takut mau ke sini, karena melewati jalur lokasi karantina 238 WNI dari Wuhan, China," jelasnya.
Pasrah resepsi ditunda
Saat ini, Lanjut Lis, dirinya sudah pasrah karena kekecewaan yang dialami anaknya perlahan mulai memudar karena meski resepsi belum bisa dilakukan, tetapi setidaknya anak keduanya itu saat ini sudah resmi menjadi pasangan suami istri bersama wanita idaman pilihannya.
Pantauan Kompas.com di kediaman Solihin saat ini memang sudah biasa, hanya panggung yang dibangun bersama sejumlah warga masih ada sampai saat ini dan belum dibongkar.
Sementara sayur-mayur yang sudah dibeli, perlahan sebagian sudah ada yang busuk.
Beruntung, untuk ikan langsung dibagikan ke warga sekitar sehingga masih bisa termanfaatkan.
"Kalau telur, kemarin kami titipkan kembali ke toko tempat kami membeli kemarin agar bisa dijual kembali, jadi pas mau resepsi baru kami ambil kembali," pungkasnya.
(Kompas.com)