Namun berdasarkan laporan sumber keamanan kepada Reuters via BBC, tiga orang mengalami cedera.
Tidak dijelaskan seberapa parah luka yang dialami, atau apakah korban merupakan warga AS ataukah Irak yang tengah bekerja di kedutaan.
Melalui keterangan resmi, Kementerian Luar Negeri AS meminta Baghdad untuk "memenuhi kewajiban dengan melindungi kedubes mereka".
Sebab sebelumnya pada pekan lalu, Kedubes AS kembali dihantam roket jenis Katyusha yang jatuh di kawasan Zona Hijau, di mana alarm langsung menyala.
Sementara Perdana Menteri Adel Abdul Mahdi mengecam, dan menuturkan jika situasinya terus berlanjut, maka Irak bisa menjadi medan perang.
Selama dua bulan terakhir, negara yang pernah dipimpin Saddam Hussein itu nyaris menjadi padang konflik antara AS dengan Iran.
Pada Desmber lalu, serangan roket yang menghantam fasilitas AS di Kirkuk menewaskan kontraktor sipil, menuai operasi balasan dari Washington.
Mereka menggelar serangan udara yang membunuh sekitar 25 kombatan Khataeb Hezebollah, milisi yang menjadi bagian dari Hashed al-Shaabi.
Operasi itu membuat para pendukung Hashed melakukan demonstrasi yang merangsek hingga zona hijau Kedubes AS di Baghdad.
Kemudian pada 3 Januari, drone MQ-9 Reaper membunuh jenderal top Iran, Qasem Soleimani, bersama dengan pimpinan Hashed, Abu Mahdi al-Muhandis.