Follow Us

Beda dengan Pengakuan Donald Trump Tempo Hari, Serangan Rudal Iran ke Markas Amerika Serikat ternyata Makan Korban! Ini Jumlahnya

Ervananto Ekadilla - Jumat, 17 Januari 2020 | 20:00
Beda dengan Pengakuan Donald Trump Tempo Hari, Serangan Rudal Iran ke Markas Amerika Serikat ternyata Makan Korban! Ini Jumlahnya
Kolase Flickr dan BBC

Suar.ID - Serangan rudal Iran di pangkalan-pangkalan yang menampung pasukan AS di Irak pekan lalu melukai 11 tentara Amerika.

Kendati demikian, Angkatan Darat sebelumnya pernah mengatakan bahwa tidak ada korban yang tercatat, melansir dari laporan militer AS, Kamis kemarin (16/1/2020).

Para pejabat dari koalisi pimpinan AS yang memerangi ISIS di Irak mengatakan kepada CNN dalam sebuah pernyataan bahwa pasukannya menderita gejala-gejala yang berkaitan dengan gegar otak yang muncul beberapa hari setelah serangan terjadi.

Baca Juga: Polisi Menangkap Raja Keraton Agung Sejagat, Penasihat Kerajaan Menegaskan Mereka Bukan Aliran Sesat!

"Meskipun tidak ada anggota militer AS yang tewas dalam serangan Iran, 8 Januari lalu di pangkalan udara Al-Asad, beberapa di antaranya dirawat karena gejala gegar otak akibat dampak dari ledakan,"

"Dan sampai dengan saat ini masih dalam proses penyelidikan," kata para pejabat kepada sebuah stasiun berita dalam sebuah pernyataan.

“Karena sangat berhati-hati, anggota militer AS yang diangkut dari Pangkalan Udara Al Asad, Irak menuju Landstuhl Regional Medical Center di Jerman untuk diagnosa lebih lanjut."

"Ketika dianggap layak untuk bertugas, para anggota militer AS diharapkan untuk kembali ke Irak setelah diagnosa usai dilakukan,” lanjut pernyataan tersebut.

Baca Juga: Pantas Suka Slonong Boy Keluar Masuk Perairan Indonesia, Ternyata Angkatan Laut China Punya Banyak Kapal Perang Jenis Ini, Sasarannya Memang Enggak Macam-macam

Serangan itu diluncurkan sebagai pembalasan atas serangan rudal AS yang menewaskan Jenderal Iran, Qassem Soleimani minggu sebelumnya.

Setelah serangan Iran, Trump mengatakan tidak ada anggota militer AS yang terluka atau terbunuh.

Source : CBS News, CNN, BBC

Editor : Ervananto Ekadilla

Baca Lainnya

Latest