Butuh waktu sekitar setengah jam untuk menyelesaikan pendakian ke puncak gunung berapi.
"Aku tidak pernah sakit punggung," dia menjelaskan.
"Hanya lututku yang sedikit sakit."
Mistari mengatakan rata-rata ia menghasilkan sekitar Rp 150 ribu, penghasilan yang terbilang sangat sedikit dibandingkan dengan tingkat bahayanya.
Beberapa penambang memindahkan belerang mereka ke troli kecil yang dibawa menuruni gunung.
Seorang penambang, bernama Osen, tidak memiliki "kemewahan" itu.
"Saya tidak bisa membeli troli, jadi saya harus membawa belerang ke bawah (dengan diangkat di bahu)," katanya.
Pria itu mengangkut 95 kilogram sulfur dengan jarak sekitar empat kilometer.
"Di sini panas, di punggungku," katanya, menunjuk titik di bahunya di mana dia membawa beban berat.
Para penambang bersikeras bahwa mereka menghasilkan uang yang baik di tempat yang mungkin menjadi salah satu pekerjaan yang paling berbahaya di dunia.