Follow Us

Tidak hanya Menimbulkan Perang Dunia III saja, Inilah yang akan terjadi kepada Indonesia apabila Konflik antara Iran dan AS Pecah!

Ervananto Ekadilla - Sabtu, 11 Januari 2020 | 12:45
Tidak hanya Menimbulkan Perang Dunia III saja, Inilah yang akan terjadi kepada Indonesia apabila Konflik antara Iran dan AS Pecah!
Kolase rolffimages - stock adobe dan Dok. Google

Suar.ID - Usai serangan Amerika Serikat ke Baghdad yang menewaskan pimpinan militer Iran Qasem Solaemani, hubungan Amerika Serikat dan Iran semakin memanas.

Tak pelak konflik ini memicu kekhawatiran publik mengenai perang dunia ketiga lantaran keterlibatan banyak negara ke kedua belah pihak.

Bahkan ketegangan antara kedua negara itu juga berdampak pada ekonomi Indonesia.

Direktur Riset Centre of Reform on Economics (Core) Piter Abdullah menilai, konflik antara kedua negara yang memanas dapat menyebabkan defisit migas RI kian melebar.

Baca Juga: Viral Video Pesawat Ukraina yang Diduga Terkena Rudal dari Iran dan Menewaskan 176 Penumpang di Dalamnya

Terbukti dalam beberapa hari terakhir usai serangan terjadi, harga minyak dunia terus merangkak naik.

"Ketegangan ini juga bisa berdampak ke perekonomian melalui jalur perdagangan misalnya dengan kenaikan harga minyak. Tentunya kita berharap kedua pihak bisa menahan diri dan menyelesaikan perbedaan dengan jalan damai," jelas Piter ketika dihubungi Kompas.com, Selasa (7/1/2020).

Melansir dari CNN, harga minyak acuan dunia, Brent, telah meningkat menjadi di atas 70 dollar AS per barrel sejak Senin (6/1/2020), dan harga minyak acuan AS West Texas Intermediate (WTI) juga naik di kisaran 63 dollar AS per barrel.

Dia pun mengatakan, ketegangan geopolitik tersebut merusak tren sentimen positif di pasar keuangan global yang terbangun pasca kesepakatan perang dagang antara AS dan China.

Baca Juga: Mengejutkan, Donald Trump Tiba-tiba Menarik Diri dari Kemungkinan Perang Melawan Iran! Takut Kalah?

Kekhawatiran timbulnya perang akan menahan aliran modal asing masuk ke negara-negara berkembang termasuk ke Indonesia.

Source : Kompas.com, CNN

Editor : Ervananto Ekadilla

Baca Lainnya

Latest