Follow Us

Jauh Lebih Merugikan Negara daripada Skandal Garuda dengan Total Kerugian Rp 13,7 Triliun, kini Jiwasraya Diduga dengan Sengaja Melakukan Goreng Menggoreng Saham BUMN!

Ervananto Ekadilla - Sabtu, 11 Januari 2020 | 12:00
Warga melintas di depan kantor Pusat Asuransi Jiwasraya Jakarta, Selasa (15/1). Untuk mengatasi masalah lukuiditas di Jiasraya pemerintah akan mengundang BUMN dan investor asing masuk menjadi pemegang saham di Jiwasraya./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/15/01/2019.</p>
Carolus Agus Waluyo

Warga melintas di depan kantor Pusat Asuransi Jiwasraya Jakarta, Selasa (15/1). Untuk mengatasi masalah lukuiditas di Jiasraya pemerintah akan mengundang BUMN dan investor asing masuk menjadi pemegang saham di Jiwasraya./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/15/01/2019.</p>

Baca Juga: Inilah 5 Impian Besar Eks Menteri BUMN Rini Soemarno yang 'Dihancurkan' oleh Erick Thohir, Salah Satunya Pemecatan 'Anak Emasnya'

Satrio menilai, Jiwasraya sudah tahu bahwa produk asuransi yang bermasalah tersebut memang akan diaudit.

Maka dari itu, Jiwasraya mencari "jalan aman", dengan membeli saham BUMN gorengan.

"Nah tujuan memasukkan saham itu, ya memang supaya suatu hari kalau diaudit seperti sekarang, itu mereka bisa ngeles kalau 'kami juga sudah berusaha untuk berinvestasi bertanggung jawab dengan membeli saham-saham yang bagus dan ini yang kami beli saham BUMN'," jelasnya.

Menurut Satrio, Jiwasraya hanya mengejar keuntungan saja tanpa mempedulikan kerugian nasabah yang bakal timbul dari aksi goreng menggoreng saham tersebut.

Baca Juga: Menteri BUMN Dibikin Geli dengan Anak Perusahaan Garuda ini, Rupanya Seperti inilah Website PT Garuda Tauberes!

"Iya, kan kemarin direksinya juga mengakui sendiri kalau mereka membeli saham yang tidak bagus karena mereka memang mengejar return. Kalau sekarang, mereka bilang mereka belinya saham bagus dengan mengaku itu BUMN, berarti mereka memang inkonsisten disitu," tegasnya.

Adapun kategori saham gorengan adalah saham yang berkinerja jelek.

Meskipun BUMN, tak semua saham BUMN memiliki kinerja positif.

"Kalau sudah yang kinerjanya jelek dan likuiditasnya juga buruk, itu biasnaya termasuk kategori saham gorengan," jelasnya.

(Kompas TV dan Kompas.com)

Source : Kompas.com, Youtube Kompas TV

Editor : Suar

Baca Lainnya

Latest