Satrio menilai, Jiwasraya sudah tahu bahwa produk asuransi yang bermasalah tersebut memang akan diaudit.
Maka dari itu, Jiwasraya mencari "jalan aman", dengan membeli saham BUMN gorengan.
"Nah tujuan memasukkan saham itu, ya memang supaya suatu hari kalau diaudit seperti sekarang, itu mereka bisa ngeles kalau 'kami juga sudah berusaha untuk berinvestasi bertanggung jawab dengan membeli saham-saham yang bagus dan ini yang kami beli saham BUMN'," jelasnya.
Menurut Satrio, Jiwasraya hanya mengejar keuntungan saja tanpa mempedulikan kerugian nasabah yang bakal timbul dari aksi goreng menggoreng saham tersebut.
"Iya, kan kemarin direksinya juga mengakui sendiri kalau mereka membeli saham yang tidak bagus karena mereka memang mengejar return. Kalau sekarang, mereka bilang mereka belinya saham bagus dengan mengaku itu BUMN, berarti mereka memang inkonsisten disitu," tegasnya.
Adapun kategori saham gorengan adalah saham yang berkinerja jelek.
Meskipun BUMN, tak semua saham BUMN memiliki kinerja positif.
"Kalau sudah yang kinerjanya jelek dan likuiditasnya juga buruk, itu biasnaya termasuk kategori saham gorengan," jelasnya.
(Kompas TV dan Kompas.com)