Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Jauh Lebih Merugikan Negara daripada Skandal Garuda dengan Total Kerugian Rp 13,7 Triliun, kini Jiwasraya Diduga dengan Sengaja Melakukan Goreng Menggoreng Saham BUMN!

Ervananto Ekadilla - Sabtu, 11 Januari 2020 | 12:00
Warga melintas di depan kantor Pusat Asuransi Jiwasraya Jakarta, Selasa (15/1). Untuk mengatasi masalah lukuiditas di Jiasraya pemerintah akan mengundang BUMN dan investor asing masuk menjadi pemegang saham di Jiwasraya./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/15/01/2019.</p>
Carolus Agus Waluyo

Warga melintas di depan kantor Pusat Asuransi Jiwasraya Jakarta, Selasa (15/1). Untuk mengatasi masalah lukuiditas di Jiasraya pemerintah akan mengundang BUMN dan investor asing masuk menjadi pemegang saham di Jiwasraya./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/15/01/2019.</p>

Sebelumnya, dalam rapat bersama komisi VI DPR RI, Direktur Umum Jiwasraya, Hexana Tri Sasongko menyebut kewajiban pelunasan Rp 12,4 triliun yang dijanjikan akhir tahun ini tak mampu dibayarkan lantaran dana tak mencukupi.

Baca Juga: Gercep saat Mengatasi Garuda, kok Erick Thohir Memilih Bungkam saat Ditanya Soal Masalah di Jiwasraya?

"Kalau uangnya tidak mencukupi harus diatur, bagaimana memanfaatkannya. Saya enggak bisa menjanjikan apapun saat ini," ungkapnya di Gedung DPR RI, Senin (16/12/2019).

Hexana menyebut pihaknya tidak bisa menjanjikan kapan akan melakukan pelunasan.

Hal ini menurutnya harus menunggu closing investor yang akan masuk pada awal 2020.

"Ada faktor X tapi di awal tahun 2020 diharapkan closing pertama investor. Ini bisa mengurai tapi pembayarannya dicicil dan tidak full," katanya.

Baca Juga: Rombak Jajaran Direksi hingga Angkat Ahok Jadi Komisaris Utama, Berikut Daftar BUMN yang Susunan Direksinya Masuk 'Antrean' Utak-atik Erick Thohir

Jiwasraya Beli Saham Gorengan

Analis menilai langkah Jiwasraya membeli saham BUMN yang masuk kategori "gorengan" hanya untuk mengelabui auditor.

Analis dan pengamat pasar modal Satrio Utomo menilai hal ini hanyalah akal-akalan Jiwasraya agar portofolio investasinya kelihatan bagus.

"Agar bagus kalau diperlihatkan kepada orang yang tidak ngerti saham. Jadi itu kan mereka menganggap auditornya BPK dan lainnya pasti orang yang tidak ngerti saham. Ketika dikasih saham BUMN, maka akan dilihat sebagai saham BUMN yang bagus," kata Satrio kepada Kompas.com, Kamis (9/1/2020).

Kontan

Source :Kompas.comYoutube Kompas TV

Editor : Suar

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Hot Topic

Tag Popular

x