3 bulan setelah kejadian itu, saya dibuat menangis ketika menemukan curhatan istri yang dalam tulisannya ia kesulitan menyalurkan hasrat biologinya.
Namun untuk bercerai, ia juga tak mau karena mencintai saya.
Akhirnya, setelah perdebatan batin panjang.
Saya memberanikan membahas hal ini dengan istri.
Saya menyarankan dia menikah lagi, saya pasrah jika dia mendapatkan laki-laki lain.
Karena sebagai lelaki saya berdosa jika cuma mampu mencukupi kebutuhan fisik, tak memenuhi kebutuhan batin.
Kebetulan istri saya mengikuti reuni dan bertemu kembali dengan teman-temannya saat Sekolah menengah.
Disanalah ia juga memberanikan diri jika ada seorang teman yang mengaku tertarik padanya.
Saya minta bertemu dan kami makan malam bersama.