Tidak mau keadaan semakin runyam, Sule hanya bisa menyabarkan anaknya.
Ia pun membiarkan keinginan Teddy dituruti lebih dulu.
Hal itu dilakukannya karena kemungkinan besar jenazah bisa dipindahkan kemudian hari.
"Ya saya menyabarkan selalu. Udah lah, toh nanti kita bisa selesaikan. Ibaratnya kita nanti juga bisa dipindahkan. Untuk saat ini yang penting udah, kasihan sama almarhum, yang penting sekarang udah disemayamin dulu. Ya selalu menegarkan lah. Dia sempet nelpon saya lagi nyetir, ini maunya di sini, ya seperti itulah, akhirnya ya udah nih dicoba aja dulu lagi. Karena nah ini keluarganya, adeknya, jadi berhak dong," lanjut Sule.
Di sisi lain, Teddy merasa lebih berhak menentukan di mana Lina akan dimakamkan.
Ia juga menyinggung soal amanah untuk dimakamkan di tempat yang lebih terjaga privasinya.
"Pemakaman tadi itu kan yang berhak itu sebetulnya saya, karena suaminya, karena sebelumnya keluarganya sendiri kan emang kurang deket sama Bundanya (Lina-red). Karena ya emang apa ya itu dia gak setuju sama saya, karena emang apa masih mikir sama milioner, lebih enak tidur di ibaratnya di keraton gitu. Tapi Bunda sendiri bukan orang yang ibaratnya beliau sendiri gak dibilang matre atau mikirin harta. Bundanya sendiri dulu itu kan masalah tempat juga kan pengen udah amanahnya gak usah di Taman Pahlawan atau di tempat lain. Udah aja yang privasi, makanya tadi di taroh di makam keluarga, keluarga saya," ujar Teddy.