Suar.ID - Bagi sebagian masyarakat, penyakit jantung selalu diidentikkan dengan penyakit bapak-bapak alias kaum pria.
Kini, penyakit mematikan nomor 1 di dunia ini menjadi gangguan kesehatan yang tak pandang bulu.
Siapa saja bisa terserang penyakit jantung, mulai dari anak-anak, remaja, bahkan kaum wanita pun tak luput dari gangguan penyakit ini.
Baca Juga: Artis Senior Ria Irawan Meninggal Dunia, Ramalan Roy Kiyoshi 2020 Terbukti Benar?
Mereka yang tak bisa menjaga pola hidup sehat disinyalir lebih beresiko terkena penyakit kardiovaskular ini.
Seiring berjalannya waktu, pola serangan penyakit kardiovaskular ternyata mengalami pergeseran.
Jika dulu penyakit jantung lebih banyak membunuh kaum pria, kini penyakit ini malah lebih banyak merenggut nyawa wanita.
Melansir Time (1/4/2019), sebelum tahun 1987, penyakit jantung lebih banyak merenggut nyawa kaum pria daripada wanita.
Baca Juga: Ria Irawan Berpulang, Dengan Suara Bergetar Mayky Wongkar: Meninggal saat Adzan Subuh Berkumandang
Namun, kesenjangan angka tersebut perlahan mulai menyempit.
Pada tahun 2017, jumlah pria dan wanita meregang nyawa akibat penyakit jantung tercatat berada pada tingkat yang sama.
Meningkatnya kematian wanita akibat penyakit jantung pada akhir 1980-an disinyalir karena periode tersebut kaum Hawa banyak yang terjun ke dunia kerja.
Selain juga menyelesaikan tanggung jawab domestik di rumah.
Sebagai konsekuensinya, perempuan kala itu mendapatkan tambahan stres, tekanan, dan tangangan hingga memicu sejumlah masalah kesehatan.
Salah satunya memantik serangan penyakit jantung.
Baca Juga: Sahabat Ria Sewaktu Remaja Mengucapkan Salam Perpisahan Terakhirnya
"Mereka cenderung menempatkan diri sebagai yang terakhir dan kurang memperhatikan kebutuhan sendiri," kata Dr. Suzanne Steinbaum, Direktur Pencegahan Kardiovaskular, Kesehatan dan Kesejahteraan di Mount Sinai di New York.
Namun, ada ahli lain yang menyebut tidak ada bukti klinis wanita yang bekerja lebih rentan terkena serangan jantung daripada wanita yang tidak bekerja.
Pendiri Mayo Clinic Women's Heart Clinic di Amerika Serikat, Sharonne Hayes mengatakan, berdasarkan pengalamannya saat mengikuti pelatihan kardiologi di era 1980-an, penyakit jantung sangat jarang menyerang wanita.
Namun, faktanya saat ini satu dari tiga wanita di negaranya meninggal setiap tahun karena mengidap penyakit jantung.
Prevalensi itu jauh lebih tinggi dibandingkan penyebab kematian wanita karena kanker payudara, angkanya satu dari 30 wanita.
Penyebab lain banyak wanita meninggal akibat serangan jantung adalah karena gejalanya berbeda dengan kaum laki-laki.
Gejala penyakit jantung pada wanita lebih sulit didiagnosis, bahkan seringkali disalahartikan sebagai penyakit lain, seperti penyakit asam lambung (maag).
Diagnosis keliru itu mengakibakan penyakit jantung pada wanita tidak terdeteksi hingga tak terobati dengan baik.
Dr. Noel Bairey Merz, direktur Pusat Jantung Wanita Barbra Streisand Smidt Heart Institute di Cedars-Sinai, Los Angeles, Amerika Serikat, menjelaskan para wanita perlu tahu mereka sering memiliki gejala penyakit jantung yang berbeda dari kaum pria.
Wanita cenderung mengalami lebih banyak mual, muntah dan sesak napas daripada pria.
Tekanan atau sesak melalui dada yang dirasakan kaum wanita seringkali lebih halus daripada nyeri dada pria yang mengalami penyakit jantung Jika para wanita mendapati dokter menganggap serius gejala yang dialami, mereka dianjurkan untuk menerima saran melakukan tes lebih lanjut.
"Wanita perlu memperhatikan tubuh mereka dan menjadi pendukung terbaik mereka sendiri," kata Bairey Merz.
"Wanita juga perlu mencari dokter yang akan memiliki waktu dan energi untuk mendengarkan," imbuh Bairey Merz. (Irawan Sapto Adhi)
Baca Juga: Tafsir Mimpi Melihat Komodo, Pertanda Apakah ini Sebenarnya?
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Studi Ungkap Wanita Lebih Rentan Idap Penyakit Jantung, Kok Bisa?