Terkait peristiwa itu, Hardian menyampaikan tim ahli Balai Besar Perikanan Budidaya Laut (BBPBL) Lampung sudah melakukan penelitian.
“Hasilnya fenomena tersebut terjadi akibat peningkatan populasi plankton yang masif,” kata dia.
Jenis plankton
Hardian menyebut cahaya biru yang muncul berasal dari plankton jenis Gonyaulax sp.
“Gonyaulax sp termasuk dalam bioluminescence. Sifat bioluminescence itu memancarkan cahaya di air laut,” terangnya.
Dia mengatakan kejadian tersebut tidak berbahaya lantaran belum adanya deteksi racun dari plankton tersebut.
Hardian mengatakan, awalnya laut menimbulkan cahaya yang berlangsung selama 3 sampai 4 hari.
“Setelah itu menimbulkan busa. Busa ini adalah akumulasi dari kotoran-kotoran plankton yang drop atau mati,” kata Hardian.
Adapun untuk kemunculan busa juga disebutnya tidak berbahaya.
Fenomena yang terjadi di hampir semua perairan pesisir barat ini, imbuhnya baru kali pertama terjadi.
Kejadian tersebut berlangsung sekitar 17-21 Desember 2019, di mana laut menyala biru dan berubah berbusa di siang hari pada 22 dan 23 Desember 2019.