Suar.ID -Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak sekali mitos yang berkembang di masyarakat.
Sayangnya banyak orang yang menelan mentah-mentah menganai mitos ini.
Padahal sebenarnya mitos-mitos ini memiliki maksut tersendiri bagi orang yang mengetahuinya.
Seperti mitos yang ada di Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah ini.
Baca Juga: Mitos Kedutan di Kelopak Mata Kanan, Benarkah Pertanda Akan Ketiban Rezeki?
Dilansir Tribun Travel, banyak wisatawan yang berlomba-lomba merogoh patung arca yang namnya Kunto Bimo di pelantaran atas candi.
Kelakuan para wisatawan ini sebenarnya hanya berdasarkan mitos yang sudah terlanjur banyak dipercaya orang.
Kebanyakan dari mereka yang melakukan hal ini percaya kalau ada orang yang berhasil memegang tangan Kunto Bimo ini maka semua keinginannya bisa terkabul.
"Mereka yang melakukan aksi merogoh patung itu bisa siapa saja.
Baca Juga: Mitos Larangan Menyapu pada Malam Hari, Benarkah Bikin Seret Rezeki?
"Mereka percaya kalau ingin cepat kaya, cepat naik pangkat, cepat dapat jodoh, tambah rezekinya maka upayanya ya itu tadi, merogoh patung," kata Kepala Unit PT Taman Wisata Candi Borobudur Pujo Suwarno.
Ada dua bagian arca Kunto Bimo ini yang dipercaya bila dipegang harapan akan tekabul.
Yang pertama adalah bagian jari tangan dan sedangkan yang kedua jari kaki.
Untuk laki-laki dan perempuan bagian yang disentuh ini beda.
Untuk laki-laki bagian yang disentuh ini adalah jari tangan.
Sedangkan untuk perempuan yang disentuh adalah kaki.
Namun sebenarnya hal in tidak boleh dilakukan.
Pujo Suwarno pun mengingatkan kalau aksi ini sebenarnya sumber penyakit bagi batu-batu yang melindungi patung Kunto Bimo.
Apalagi jika hal ini dilakukan pada siang hari, maka menyebabkan tangan menjadi berkeringat.
Keringat para wisatawan ini bisa menempel di batu saat mereka berusaha menyentuh patung Kunto Bima ini.
Usaha para wisatawan ini untuk menyentuh jari tangan atau kaki ini tidaklah mudah.
Mereka bahkan tak jarang terpaksa menaiki batu-batuan agar tangannya mencapai bagian tertentu patung dalam stupa.
Air keringat sendiri sebenarnya mengandung garam dan dalam kondisi percampuran air dengan batu ini akan menimbulkan penyakit pada batuan yang dibangun sejak abad ke-8.
Keringat ini akan membuat batu lama-kelamaan akan keropos.
Seharusnya apapun mitosnya, wisatawan seharusnya tidak menyentuh arca.