Hal yang sama juga diungkapkan oleh penyidik dari Unit Perlindungan Anak dan Perempuan (PPA) yang bernama Mimin.
"Ditanya beberapa pertanyaan, yang dijawab hanya nama, umur dan tempat lahir.
"Oiya, pasien ini juga mengaku warga Jember dan menuntut ilmu di Ngrandu, Sumberagung, Plaosan, Magetan baru enam bulan lalu," jelas Kanit PPA Mimin.
Sayangnya saat ditanya mengenai bapak dari bayi yang dilahirkan ini, perempuan yang lahir 10 Desember 1999 di Jember ini tak mau menyebutkannya.
Tak hanya itu, penyidik dari Polisi Wanita (polwan) pun sampai kesulitan meminta AF melepas cadarnya untuk difoto.
"Saya bingung ditanya hanya dijawab nama, tanggal lahir dan asal. Disuruh buka cadar, untuk di foto, meski sesama perempuan gak mau. Jadi ya sabar," katanya.
Kapolsek Plaosan AKP Muhammad Munir Falevi juga mengaku kesulitan saat melakukan introgasi pada AF ini.
"Kami masih terus mencari, mudah-mudahan bisa segera ditemukan atau terungkap siapa dalang kasus penelantaran anak," jelas AKP Munir Palevi.
Sekitar jam 12.00 , AF pun akhirnya dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Kediri.
Hal ini dilakukan untuk dilakukan Kuret atau pembersihan rahim pada wanita yang masih berstatus nona ini.