"Tradisi golkar sebetulnya adalah golkar ini disebut baru, kan jadi partai modern, yang musti tumbuh secara profesional."
"Jadi saya bisa duga betapa nanti golkar itu akan hidup dalam dendam, karena ada orang yang disingkirkan dalam persaingan, dan itu di hari terakhir saya dengar macam-macam," jelasnya.
Lebih lanjut Rocky Gerung juga mencium adanya sinyal untuk mempersiapkan Pilpres 2024.
"Ya, ini investasi buat 2024, yang potensial menghalangi disingkirkan dari sekarang, atau dianggap tidak mungkin meng-generate dana-dana politik pasti dia disingkirkan."
"Jadi di belakang itu selalu ada bau tukar tambah politik yang basisnya adalah berapa uang yang bisa disetor ke kekuasaan," jelas Rocky Gerung lagi.
Kemudian, Rocky Gerung pun menyebut bahwa ada potensi pecah kongsi antara Jokowi dengan Megawati.
"Ya sebagai indikasi kita sebut saja retak kongsinya dan potensi pecah itu pasti terjadi menjelang 2024, kan kita membaca bahasa tubuh Ibu mega, bahasa tubuh Pak Jokowi."
"Jadi boleh disebut bahwa Jokowi ingin ada legacy yang dia tinggalkan, jadi dia musti bikin oligarki baru."
"Komponen-komponen itu udah dia hitung dan komponen itu salah satunya adalah golkar."
"Jadi saya menganggap bahwa Ibu Mega kehilangan atau defisit kekuatan politik hari ini.