"Ini memunculkan adanya oknum-aknum yang bisa tambah timer rating, triple seven, terbang ke Eropa, terus bisa membuat geng."
"Sampai membuka kelas triple seven, khusus untuk kelasnya dia aja."
"Itu tercipta, 'Oh ternyata direksi kita seperti gini," lanjut Josephine.
Tak cuma itu saja, Josephine juga menceritakan mengenai Garuda Indonesia yang kerap mempekerjakan awak kabinnya secara berlebihan.
Josephine sendiri bahkan merasa bekerja seperti robot yang bekerja dengan sedikit waktu istirahat.
"Seperti sudah publik tahu bahwa Garuda memberikan jam kerja kepada awak kabin seperti robot."
"Penerbangan Melbourne PPP, saat malam hari kita harus kembali lagi ke Jakarta tanpa istirahat malam. Pramugari itu ada standard minimum dan standard service."
"Standard minimum-nya itu 14 jam, kalau kita mau terbang lebih dari 14 jam, ekstra 2 jam harus ditambah satu awak kabin lagi, tapi tolong diperhatikan human fatigue risk-nya," ungkap Josephine.
Terkait dengan hal ini, Ari Askhara belum memberikan tanggapannya.