Craft menampik bakal memenuhi ultimatum Korut.
"Biar saya tegaskan. AS dan Dewan Keamanan berpatokan pada tujuan, bukan tenggat waktu," ujarnya.
Dia menekankan Washington bertujuan untuk mencapai tujuan mereka, melakukan denuklirisasi di Semenanjung Korea.
"Kami sudah bersiap untuk fleksibel dalam mempertimbangkan seperti apa pendekatan yang akan kami pakai," beber Craft.
Korea Utara yang Makin Frustrasi
Sejak pertemuan perdananya di Singapura Juni 2018, Presiden Donald Trump membanggakan relasinya dengan Pemimpin Korut Kim Jong Un.
Trump, yang memilih menghindari perang dengan Korut, sempat mengatakan dia bakal "terkejut" jika Pyongyang menunjukkan sikap bermusuhan.
Negara komunis itu sudah menunjukkan gelagat gusar sejak pertemuan kedua Trump dan Kim di Hanoi, Februari lalu, gagal.
Kedua perwakilan negara sempat bertemu di Stockholm Oktober untuk memulai pembicaraan level tinggi.
Namun Korut mengecam karena dianggap AS tak menawarkan apa pun.
Sinyal Craft untuk untuk memberikan sanksi nampaknya mendapat sikap kontra dari perwakilan China serta Rusia.
"Dewan Keamanan harus meninjau kembali sanksi untuk meringankan penderitaan rakyat Korut, dan menciptakan lingkungan untuk dialog," kata Duta Besar Zhang Jun.