Menurut laporan itu, setelah Bagtong berhasil ditangkap, mereka memindahkannya ke Cagayan de Oro, 62 km dari Talisayan, untuk disidang.
Namun tiba-tiba kendaraan yang mengawal Bagtong mengalami kebocoran ban.
Hal ini menyebabkan kendaraan tersebut berhenti di tengah jalan.
Bagtong kemudian memohon agar keluar dari kendaraan karena ia ingin buang air kecil.
Mendengar permintaan Bagtong, salah satu polisi yang mengawalnya mengubah posisi tangannya dan memborgolnya ke depan.
Namun, Bagtong menganggap hal ini sebagai sebuah kesempatan untuk mengambil pistol dari petugas polisi dan menembaknya.
Belum jauh berlari, petugas pendamping lainnya yang tidak terluka menembak Bagtong tiga kali, dua kali di dadanya dan satu kali di sisi tubuhnya.
Petugas kepolisian membawa Bagtong ke rumah sakit setelah itu, namun nyawanya tak terselamatkan. (Ervananto Ekadilla/Suar.ID)