Hal tersebut membuat siswa stres dan menganggap hari tidak bersekolah adalah hari yang menyenangkan.
Kak Seto lantas berharap stigma itu bisa berubah di kepemimpinan mantan bos Gojek tersebut.
"Kami dukung kurikulum untuk anak, bukan anak untuk kurikulum. Sekolah untuk anak bukan anak untuk sekolah," ucap Kak Seto.
Sebelumnya Kak Seto juga menyoroti kurikulum yang ada saat ini, yang menurutnya memicu terjadinya tawuran sebagai sarana hiburan seperti yang terjadi di Sunter Jaya, Tanjung Priok, Jakarta Utara pada 24 November 2019 lalu.
"Anak zaman sekarang sekolah bawa koper, buku seabrek abrek. Pulang-pulang masih banyak PR. Akhirnya, teler. Akhirnya meledak. Meledaknya macem-macem, ya geng motor, ya LGBT, segala macem," kata Kak Seto.
Baca Juga: Masih Ingat Kasus Suami Siksa Istrinya 3 Jam Non Setop? Beginilah Kelanjutan dari Kasusnya
Usul Sekolah 3 Hari
Kak Seto mengatakan, dalam kurikulum baru yang sedang dirancang Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim, sekolah cukup tiga hari saja.
Usulan itu disampaikan Kak Seto bukan tanpa dasar.
Melansir dari Kompas.com, sekolah tiga hari itu sudah ia uji coba selama 13 tahun di homeschooling miliknya yang ada di Bintaro, Tangerang Selatan.