Saya sangat bangga sekali karena korps yang besar, induk dari Angkatan Darat itu adalah di Korps Infanteri. Jadi kita harus bangga dengan Infanteri,” sambungnya.
Ditemui usai acara pembaretan, Komandan Resimen Induk Kodam (Danrindam) XVIII/Kasuari Kolonel Inf Ignatius Tri Joko Budi. S menyampaikan bahwa acara pembaretan memang tradisi bagi para prajurit yang menyandang Korps Infanteri.
Lebih lanjut dikatakan, para Prajurit Siswa yang disematkan Baret Infanteri tersebut sudah melaksanakan berbagai kegiatan latihan, seperti taktik bertempur dan Longmars (dari SP 1 hingga Pantai Ransiki di Kampung Wariap).
“Dengan berakhirnya kegiatan tersebut, mereka sudah pantas untuk menyandang sebagai Prajurit Infanteri, sehingga dibuatlah tradisi pengukuhan mereka yang ditandai dengan penyematan Brevet Yuddhawastu Pramukha, sebagai tanda kualifikasi seorang Prajurit Infanteri,” ungkap Danrindam.
Sementara itu, Rosalina Rumbino Waroi (51) salah satu orang tua dari Prajurit Dua (Prada) Petras Armando Waroi menyatakan kebanggaannya terhadap keberhasilan putranya menyelesaikan latihan hingga mendapatkan Baret dan Brevet Infanteri.
“Sebagai orang tua kami merasa bersyukur dengan dilantiknya anak kami ini menjadi seorang Prajurit Infanteri.
Ke depannya, kami harapkan anak kami agar lebih baik lagi dalam menjalankan tugas sebagai Prajurit TNI Angkatan Darat,” ungkap Rosalina dengan bangga sekaligus haru.
Lawan Sebanding Untuk KKB Papua
Sejumlah warganet menyambut baik resminya 150 anak Papua menyandang Prajurit Infanteri TNI yang tergabung dalam Kodam Kasuari.
Warganet menuturkan bahwa 150 prajurit tersebut adalah lawan sebanding untuk Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua.
Bahkan para warganet menuturkan para prajurit ini akan menjadi momok menakutkan bagi KKB Papua, karena para prajurit ini mengenal medan tempur di Papua dan terlatih.