Suar.ID - Jodoh memang tidak ada yang tahu.
Seperti wanita ini yang akhirnya menikahi seorang gelandangan yang dulu sering mengais sampah di tempat tinggalnya.
Dilansir dari Daily Mail (28/11/2019), Wanita bernama Joan Neininger ini pertama kali bertemu dengan gelandangan bernama Ken Selway itu saat dirinya masih bersuami.
Saat itu adalah tahun 1970-an, ia melihat Ken di jalan di luar toko buku yang dikelolanya di Gloucester, Inggris.
Begitu melihatnya, Joan langsung memperhatikan Ken muda yang berkeliaran di sekitar Gloucester, ia pun menyadari jika Ken adalah seorang gelandangan.
Meski Ken memiliki masalah kesehatan mental, namun pria itu menolak untuk menerima tawaran uang atau bantuan.
Maka, dengan izin keluarganya, Joan pun meninggalkan sandwich yang dibungkus agar ditemukan oleh Ken.
Setelah berbicara dengan suaminya yang saat itu berusia 30 tahun, Norman, Joan pun mulai mengundang Ken untuk makan di rumah mereka.
Meskipun sang suami berusaha membantu gelandangan itu dan berjuang mengatasi masalah kesehatan mentalnya, namun ia kemudian memberitahu Joan bahwa hal itu mengganggu pernikahan mereka.
Joan masih terus membujuk Ken untuk minum obat dan pada akhirnya mereka bertiga hidup bersama dengan bahagia di sebuah pondok yang digambarkan Joan 'seperti surga kecil'.
Joan mengatakan mereka itu seperti saudara sampai Norman meninggal karena serangan jantung pada tahun 1983.
Sang suami, Norman, meninggalkan Ken dan Joan di pondok sampai dia membutuhkan perawatan ekstra dan dipindahkan ke perumahan yang didukung.
Setelah kematian suaminya, Joan pergi untuk tinggal bersama putrinya, tetapi pasangan itu saling merindukan.
Pada tahun 2016, Joan melamar Ken dan mereka menikah pada hari ulang tahunnya yang ke-89.
Pasangan ini menikah pada tahun 2017 dalam sebuah kisah yang memikat penduduk setempat dan dijuluki 'seorang wanita kehidupan nyata dan gelandangan'.
Namun, kini Joan harus mengalami kehilangan lagi.
Joan yang berusia 91 tahun, sekarang berbicara tentang kesedihan setelah suaminya meninggal secara tragis akibat pneumonia minggu lalu yang berusia 92 tahun.
Ia patah hati setelah Ken meninggal dua setengah tahun setelah mereka menikah.
“Saya sangat merindukannya. Ketika kami pertama kali bertemu saya tidak pernah bermimpi kami akan berakhir bersama dalam cara kami melakukannya dengan cara kami memiliki akhir yang bahagia," ungkapnya.
"Aku mencintainya. Dia adalah pria yang baik dan kami hanya cocok satu sama lain. Aku akan merindukan persahabatan dan tawa. Dia kadang-kadang bisa sangat menyenangkan," sambungnya.
Dia mengatakan bahwa dia bersyukur atas hampir tiga tahun kebahagiaan menikah yang mereka bagikan, setelah pernikahan mereka di Kantor Pendaftaran Cinderford yang penuh sesak empat hari setelah Hari Valentine di 2017.
Joan mengatakan kisah mereka harus menjadi pengingat bagi masyarakat untuk tidak memecat orang yang hidup di jalanan, dan untuk memberikan lebih banyak bantuan bagi mereka yang memiliki masalah kesehatan mental.
"Ini hal yang mengerikan, penyakit mental, tetapi pengobatan yang tepat dapat membuat semua perbedaan," kata Joan.
"Ini masih merupakan masalah besar dan kita tidak bisa terus menutup mata terhadap tuna wisma," sambungnya.
Joan, yang telah berkampanye untuk amal kesehatan mental dan membantu di tempat penampungan tunawisma, telah menulis sebuah buku tentang hubungan mereka.
Pemakaman Ken akan diadakan besok di Gloucester.