Suar.ID -Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD menceritakan proses panjang dirinya sebelum menjadi menteri dalam Kabinet Indonesia Maju.
Melansir dari Kompas.com, Mahfud mengungkapkan, tawaran untuk menjadi menteri sudah terjadi saat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjabat sebagai Presiden Indonesia.
Haltersebut Mahfud ceritakan di hadapan alumni Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) saat syukuran menteri terpilih di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (21/11) malam.
Beberapa alumnus yang hadir adalah Menpora Zainuddin Amali, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Hamdan Zoelva, Akbar Tanjung, dan Siti Zuhro.
Mahfud mengawali kisahnya dengan bercerita saat ia tidak jadi dipinang oleh Joko Widodo (Jokowi) sebagai calon Wakil Presiden untuk Pilpres 2019.
"Terus terang ketika saya enggak jadi Wakil Presiden, ketika sudah banyak berharap, saya juga berharap, kita juga berharap, karena (saat itu) sudah buat baju. Ketika enggak jadi (dipilih), inilah mengalir, nanti akan ada aliran lain," ujar Mahfud.
Dia menyebutkan, semua takdir baik dan buruk manusia datang dari Allah.
"Cerita manusia mengalir sesuai kehendak Allah. Waktu itu, Tuhan menentukan saya mengalir sampai sini dulu (jabatan Menkopolhukam)," lanjutnya.
Mahfud pun mengungkapkan kisah lain saat menjadi anggota DPR pada era Presiden SBY.
Saat itu, Mahfudsempat dipanggil oleh SBY.
"Saya sudah dipanggil mau dijadikan menteri waktu itu, waktu periode pertama," ungkap dia.
Kemudian, Mahfud mengutip pernyataan SBY saat itu.
"Nanti Pak Mahfud ikut saya lagi, kalau saya menang," ucapnya meniru pernyataan SBY.
Saat itu, SBY kembali memenangi Pilpres 2009.
Setelahnya, Mahfud sempat dipanggil empat kali menghadap SBY.
"Tapi enggak jadi (dapat posisi menteri). Dan Tuhan, kira-kira memberi hikmah. Kamu jangan jadi menteri, jadi DPR dulu. Sudah itu nanti kamu mengalir ke suatu tempat yang namanya Mahkamah Konstitusi, yang lebih bagus dari kabinet," katanya.
Baca Juga: Lihat Ani Yudhoyono Tampak Sehat, Mahfud MD Teringat Firasat Jawa: Sang Ibu Negara Akan Segera Pergi
Dari perjalanan itu, Mahfud kemudian mengambil hikmah bahwa semua rencana Tuhan datang bagai air mengalir.
Menurutnya, tidak perlu sakit hati jika belum mendapatkan posisi menteri.
"Jadi, disebut air mengalir, waktu enggak jadi, enggak apa-apa. Saya berpikir tidak sakit hati sebab itu untuk bersabar, sebab kalau berjuang hebat, (toh) akhirnya jatuh juga. Kalau saya tidak jatuh, cuma enggak jadi masuk sehingga, untuk apa sedih?" Ucap Mahfud.
Saat Jokowi tidak jadi memilih Mahfud sebagai calon Wakil Presiden,ia tetap merasa tenang.
Mahfudmengaku tetap membangun hubungan baik dengan Jokowi.
"Dan yang ingin saya bangun (anggapan) itu bahwa Pak Jokowi tidak mempermainkan saya. Saya ingin membangun Pak Jokowi sungguh-sungguh. Tapi pada waktu itu isu politik, dan saya ingin membangun, waktu itu saya tidak marah," ungkap dia.
"Saya baik dengan beliau. Saya ikut mendukung meskipun tidak vulgar-vulgar amat sehingga pada akhirnya saya mengalir ke tempat yang namanya kabinet. Saya tidak tahu, apakah cekungan kabinet lama atau mengalir lagi. Allah yang menentukan semuanya," sebut Mahfud.(Dian Erika Nugraheny/Kompas.com)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judulCurhat Mahfud MD yang Kena PHP sejak Era SBY hingga Jokowi...