Hingga ajalnya menjemput, dia masih terus berjuang.
Termasuk ketika merantau ke Lubuk Pakam dan Medan.
Di sana dia mengajar dan memimpin surat kabar Perempuan Bergerak.
Kembali ke Padang, ia menjadi redaktur surat kabar Radio yang diterbitkan Tionghoa-Melayu di Padang dan surat kabar Cahaya Sumatra.
Perempuan yang wafat pada 17 Agustus 1972 itu mengabdikan dirinya kepada bangsa dan negara, serta menjadi kebanggaan bagi kaum hawa yang diperjuangkannya.
Rohana Kudus menghabiskan 88 tahun umurnya dengan beragam kegiatan yang berorientasi pada pendidikan, jurnalistik, bisnis dan bahkan politik.
Selama hidupnya ia menerima penghargaan sebagai Wartawati Pertama Indonesia (1974), pada Hari Pers Nasional ke-3, 9 Februari 1987, Menteri Penerangan Harmoko menganugerahinya sebagai Perintis Pers Indonesia.
Dan pada tanggal 6 November 2007 pemerintah Indonesia menganugerahkan Bintang Jasa Utama. (Rizka Desri Yusfita/Tribun Padang)
Artikel ini telah tayang di Tribun Padang dengan judul Rohana Kudus Ditetapkan Jadi Pahlawan Nasional, Wartawati Pertama Indonesia Asal Sumbar