Di depan ayahnya Cempaka menirukan dialog rayuan pada kaset itu.
Bahkan di depan ayahnya pula, Cempaka sengaja memutar kaset itu.
"Tujuan saya agar Papa menyadari perbuatannya," ujar Cempaka.
Melihat ulah anak sulungnya itu, dokter yang juga dosen di sebuah universitas di Surabaya ini kontan marah.
"Papa langsung minta kaset itu. Tapi saya menolak," cerita Cempaka.
Emosi Subur, kata Cempaka, makin meluap.
"Papa mengambil pedang dan ditodongkan ke leher saya, sampai kena kerah baju. Untung Mama datang dan melerai. Setelah itu Papa pergi dan sampai sekarang tak pulang-pulang lagi."
Cempaka dengan didukung ibunya, akhirnya memutuskan melaporkan kejadian itu ke polisi.
Mereka menilai perbuatan Subur sudah kelewatan.
Cempaka tak habis pikir kenapa ayahnya bisa setega itu padanya.
Menyusul peristiwa itu, Cempaka sempat mengakumalu pada teman-teman sekolahnya.
"Saya ingin pindah sekolah keluar kota saja," kata Cempaka, meski diakuinya banyak teman yang mendukung.