"Pemulung datang bawa sampah plastik, lalu ditimbang minimal harus bawa 20 kilogram, biasanya seharga Rp 20.000."
"Kalau setiap kali mereka makan ada selisih antara hasil timbangan dan harga makanan, sisa itu otomatis jadi tabungan mereka," kata Sarimin.
Akhir-akhir ini, menurut Sarimin, pelanggannya bukan hanya para pemulung, melainkan juga para sopir truk pengangkut sampah.
Rata-rata 2 ton sampah plastik setiap tiga minggu Menurut Sarimin, dari warung berbayar sampah plastik itu, dirinya rata-rata mengumpulkan sampah plastik seberat 2 ton.
Setidaknya dua sampai tiga minggu sekali, ia mengirimkan dua ton sampah plastik tersebut ke pabrik di luar kota, seperti Rembang, Demak, Pati, Kudus, Solo, bahkan Surabaya untuk diolah kembali.
Aktivitasnya tersebut menyita perhatian kantor berita CNA, lalu menobatkan Sarimin dan istrinya sebagai satu dari delapan tokoh Indonesia berpengaruh.
Saat itu, keduanya diprofilkan dalam program bertajuk Indonesia's Game Changers dari CNA.
Program tersebut bercerita tentang seseorang yang dinilai dapat membawa perubahan dalam kehidupan masyarakat melalui kerja keras dan kreativitas.
Membiayai kuliah kedua anaknya
Sarimin patut bersyukur, selama menekuni aktivitas tersebut, dalam sehari ia mampu mendapatkan keuntungan sebesar Rp 100.000.