Diminta tak lagi menggarap lahan karena kesuksesannya membangun pertanian.
“Saya sempat diusir karena hasil tanaman saya banyak. Ibu menjual hasil pertanian di pasar, saya dikeluh orang sekitar minta pemilik lahan usir. Zaman dulu banyak yang masih kebun berpindah-pindah, saya sendiri yang bertani tetap,” ujar Suhendri.
Akhirnya ia memilih membeli lahan sendiri.
Itu pun membayar dengan menyicil hingga lunas.
Setelah lunas ia kembali mencicil lahan seluas satu hektar terpisah, tapi lokasi berdekatan.
Kini ia memiliki dua lahan.
Dua-duanya dijadikan hutan.
Penelitian mahasiswa
Kini hutan tengah kota ini jadi tempat penelitian mahasiswa.
Banyak dikunjungi orang, bahkan hutan tengah kota ini pernah menjadi lokasi penelitian skripsi mahasiswa asal Jepang.