Arjuna merasa senang karena ternyata mengadu ke DPRD sepertinya ampuh.
Ia pun lekas berangkat ke kantor Catatan Sipil.
Namun rasa senangnya berumur pendek.
Bukan dibantu, ia malah dibentak oleh sang Kadis Catatan Sipil.
Arjuna pun pulang dengan hati sedih dan kecewa.
Sesuai jawaban Kanid sebelumnya, Arjuna berencana kembali datang pada hari Senin.
Namun karena ketiadaan uang untuk ongkos, Arjuna pun mengurungkan niatnya ke Kantor Catatan Sipil, Lubuk Pakam.
Kamis 31 Oktober 2019, Arjuna kembali muntah darah beberapa kali di depan rumahnya.
Hingga akhirnya ia takluk oleh penyakit yang menggerogoti paru-parunya itu.
Ia pun menghadap penciptaNya, tanpa sempat memiliki identitas kewarganegaraannya di bumi tempat dia berpijak.
Ini kasus kesekian yang kami dampingi, yang selalu berhadapan dengan birokrasi super ribet.
Dan pada akhirnya orang-orang marjinal seperti Arjuna terus menjadi korban birokrasi.