Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Antre Urus Paspor Terlalu Lama di KBRI Kuala Lumpur hingga Malam, Seorang Pekerja Imigran Mengalami hal yang Nahas

Rahma Imanina Hasfi - Jumat, 01 November 2019 | 14:00
Seorang Warga Negara Indonesia (WNI) ditemukan meninggal dunia di trotoar depan Kedutaan Besar RI (KBRI) Kuala Lumpur, Malaysia
Kolase Facebook/ Anis Hidayah

Seorang Warga Negara Indonesia (WNI) ditemukan meninggal dunia di trotoar depan Kedutaan Besar RI (KBRI) Kuala Lumpur, Malaysia

Suar.ID - Seorang Warga Negara Indonesia (WNI) ditemukan meninggal dunia di trotoar depan Kedutaan Besar RI (KBRI) Kuala Lumpur, Malaysia.

Kabar tersebut disebarkan pertama kali melalui unggahan akun Facebook milik Aktivis HAM dari Migrant Care Anis Hidayah pada Jumat (1/11/2019) pagi.

Dalam unggahannya, Anis mengatakan bahwa pada Kamis (31/10/2019) malam sekitar pukul 08.30 WIB, dirinya mendapatkan kabar dari Alex Ong yang berisi dua buah foto dengan keterangan yang cukup panjang.

Baca Juga: 5 Zodiak Ini Paling Jago Menjaga Perdamaian, Mereka adalah Sosok Penengah yang Bisa Diandalkan!

"Saya buka dan baca pelan-pelan, begini isinya: Pak Tamam, warga Bawean meninggal dunia di trotoar KBRI KL saat antre paspor pada Kamis, 31 Oktober 2019 jam 7.20 malam waktu setempat. Pak Tamam memiliki riwayat jantung berdasar info dari keluarga," tulis Anis dalam akun tersebut.

Anis melanjutkan, antrean paspor di trotoar KBRI Kuala Lumpur sudah menggelisahkan sejak lama.

Para buruh migran yang akan mengantre paspor harus mengambil antrean sejak jam 12 siang dan mengantre hingga larut malam hanya untuk mendapatkan nomor.

Baca Juga: Bintang Sinetron Anak Langit Dylan Carr Alami Kecelakaan, Ada Pembengkakan Otak hingga Tengkoraknya Harus Diangkat, Sang Ayah Kabarkan Kondisinya Terbarunya

"Dan menunggu untuk proses pasporan keesokan harinya. Mereka banyak yang datang dari jauh dan terpaksa menunggu di trotoar. Bisa dibayangkan angin malam menemani dan mengancam. Apalagi mereka yang datang seusai kerja dan lembur," tulis Anis.

Anis melanjutkan, adanya kejadian yang menimpa Pak Taman tersebut harus menjadi memomentum dan bahan evaluasi dari Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), Dirjen Imigrasi, dan KBRI Kuala Lumpur sendiri.

"Bagaimana semestinya mekanisme antrian paspor harus dibangun secara lebih manusiawi.Di antara antrian itu juga banyak perempuan dengan usia senja," kata dia.

Baca Juga: Wanita Tertua di Dunia telah Meninggal, Inilah Kisah Hidupnya yang Keras dalam Rentang Waktu 3 Abad Berbeda

Halaman Selanjutnya

Source :Kompas.com

Editor : Suar

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Hot Topic

Tag Popular

x