Suar.ID -Beberapa saat yang lalu viral sepasang gay melakukan hubungan intim hingga terjadi gancet.
Cerita tersebut tersebar melalui sebuah video di YouTube.
Dalam video itu terlihat sekerumunan orang dalam sebuah kamar.
Rupanya mereka tengah memergoki sepasang gay yang sedang berhubungan intim.
Kejadian ini terjadi di Kongo.
Sepasang gay itu nampak menangis dan meraung-raung lantaran mereka menyadari telah mengalami gancet.
Pria yang berada di posisi depan nampak kesakitan dan menangis gegara kejadian ini.
Usai itu keduanya segera dibawa pergi dari tempat kejadian dan mungkin menuju ke rumah sakit.
Namun kedua pasangan gay itu harus berjalan sendiri menuju mobil sebelum di bawa pergi.
Saat berjalan itulah keduanya diomeli oleh warga sekitar.
Pria yang di depan terus saja meraung-raung yang nampaknya ia benar-benar kesakitan.
Lepas dari itu, ternyata ada alasan medis mengenai fenomena gancet.
Dilansir Intisari, gancet umumnya terjadi antara pria dan wanita, ketika alat vital pria tidak bisa keluar dari organ intim wanita.
Dalam dunia kedokteran, gancet dikenal sebagai 'penis captivus'.
Sebenanrnya meninjau dari alasan medis, ada lima cara agar bisa terlepas dari gancet.
1. Hindari panik dan tetap tenang. Panik justru membuat penis makin terjepit dan menyebabkan rasa sakit atau ketidaknyamanan bertambah.
2. Menenangkan diri masing-masing dengan menarik napas panjang selama beberapa kali.
Hal ini dimaksudkan agar otot-otot juga turut rileks dan perlahan organ kelamin yang saling menempel terlepas.
3. Jangan melakukan apa pun yang bisa menyakiti diri dan pasangan selama hal itu terjadi.
Misalnya memaksa menarik kelamin atau menggunakan pelumas agar kelamin bisa terlepas, karena hal tersebut tidak akan mengatasi kondisi ini.
4. Jika setelah beberapa menit masih menemui jalan buntu alias belum terlepas juga, maka segera hubungi layanan medis.
Dokter mungkin dapat menyuntikkan penenang otot pada Anda dan pasangan untuk membantu meringankan kontraksi.
5. Jika kejadian tersebut terulang lagi, segera konsultasikan ke dokter untuk dilakukan pemeriksaan lanjutan terkait dengan penyebabnya, mulai dari vaginismus atau masalah aliran darah pada organ seksual.