Namun, metode "cuci otak" yang dikenalkan Terawan menuai pro kontra karena dinilai belum melalui uji klinik dan belum terbukti secara ilmiah dapat mencegah atau mengobati stroke.
Penanganan stroke dengan metode intervensi neuroradiologi yang dikembangkan oleh dr. Terawan Agus Putranto, Sp. Rad. (K) RI dan tim di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta, belum sepenuhnya diakui kalangan kedokteran Tanah Air.
Tapi melihat tingginya angka keberhasilannya dalam menanggulangi stroke, bahkan pulih total selama masih dalam batas waktu kesembuhan, rekannya pun mencoba menjalaninya untuk pencegahan, sebelum stroke menyerang.
Pada saat itu, rekannya mengaku sering mengalami pening kepala dan mencemaskan dirinya mengalami penyumbatan di pembuluh darah.
Dari media ia pun tahu informasi tentang dokter Terawan yang namanya melambung sejak menangani derita stroke Benny Panjaitan dengan metode yang oleh orang awam disebut “cuci otak”.
Selain itu, seorang petinggi partai, pejabat pemerintahan dan istrinya, juga anggota parlemen tercatat pernah menjalani prosedur itu.
Tak hanya itu, tercatat seorang mantan menteri sembuh dari stroke yang menyerangnya di pagi hari karena segera ditangani dr. Terawan.
Istri seorang pejabat pemerintah daerah yang tiba-tiba ambruk karena selalu menjadi sasaran kemarahan suaminya, juga pulih.
Maka kehebatan dari banyak pasien penderita stroke yang berdatangan untuk mengikuti metode cuci otak yang di perkenalkan oleh dokter Terawan.