Namun tidak pernah kurang ajar.
Ayah dan ibu cukup tegas menanamkan disiplin dan mengajar tata krama, apa yang benar dan apa yang salah, apa yang baik dan apa yang tidak baik." katanya.
Soal 'nakal', Bianti ingat, dua kali dia sebagai kakak tertua dipanggil kepala sekolah karena ulah Prabowo: dia mendebat guru.
“Ya, dia memang tidak suka dengan guru yang dia anggap ‘bodoh’," tuturnya.
Bisa jadi karena dia tidak sependapat dengan guru.
Apalagi di masa sekolah menengah itu Prabowo mulai mendapat banyak pengetahuan.
Ia gemar membaca, terutama tentang sejarah dan politik dunia, dan rasa ingin tahunya tinggi.
Juga ditunjang kemampuan berbahasa: Inggris, sedikit Belanda dari ibu, dan wilayah Zurich yang berbahasa Jerman.
“Banyak buku dibacanya. Tokoh yang dikaguminya Charles de Gaulle, Napoleon, dan Kemal Ataturk,” Bianti menambahkan.
Kisah-kisah Prabowo di masa kecil dan bagaimana karakter aslinya bisa dibaca di Majalah Intisari edisi Juli 2014, "Mengungkap Karakter Asli Prabowo dan Jokowi."(Yoyok Prima Maulana/Intisari.ID)
Artikel ini telah tayang di Intisari.ID dengan judulDemi Prinsip Prabowo Berani mendebat Guru