Dikutip Gridhot dari Kompas.com, aksi penembakan helikopter tersebut dikatakan untuk menunjukkan eksistensi para kelompok.
Pihak Kodam XVII/Cenderawasih meyakini kejadian tersebut dilakukan untuk menunjukan eksistensi mereka.
Untuk operasional mereka antara yang Ndugama (Egianus Kogoya) dengan kelompok Ilaga itu tidak terkordinir dalam satu komando. Artinya, apa yang terjadi di Ilaga itu bukan bagian dari aksi yang di Ndugama," ujar Wakapendam XVII/Cenderawasih, Letkol Inf Dax Sianturi.
Para kelompok tersebut dikatakan saling bersaing satu sama lain.
Sosok Egianus Kogoya yang selalu menjadi sorotan dianggap membuat iri para kelompok lainnya untuk melakukan aksi yang lebih heboh.
"Selama ini kami monitor yang paling banyak melakukan aksi adalah Egianus. Di antara kelompok sayap militer OPM atau TPMPB ini juga ada semacam persaingan di antara mereka untuk menunjukkan siapa yang lebih hebat satu sama lain," kata dia.
Dax kemudian menambahkan kalau para kelompok tersebut hanya ingin bersaing satu sama lain dan tidak bekerja sama.
"Sehingga ketika Egianus beraksi, kelompok yang di Ilaga juga mungkin terpicu untuk melakukan aksinya juga, tetapi untuk satu komando saya rasa tidak ada," kata Dax.
"Kelompok yang di Ilaga (Puncak) sendiri itu tidak dalam satu kesatuan. Mereka juga ada faksi-faksi yang bergerak sendiri-sendiri," ucap dia.