Suar.ID -Di masa tua seharusnya nenek kakak beradik ini tinggal menikmati sisa hidupnya.
Namun kedua nenek ini malah tinggal sebatang kara dan hidup dalam kondisi kekurangan selama bertahun-tahun.
Kedua nenek ini adalah Siti (91) dan Simah (82), mereka adalah kakak beradik yang sama-sama mengalami kebutaan dan tinggal dalam satu rumah.
Dilansir Kompas.com, nenek kakak beradik ini merupakan warga RT 11/RW 06, Dusun Karangploso, Desa Klampok, Kecamatan Benjeng, Gresik, Jawa Timur.
Kedua nenek ini hidup tanpa ditemani oleh anggota keluarga lainnya.
Tak hanya itu mereka juga menjalani dan menghabiskan hidup dengan apa adanya.
Tak jarang kedua nenek ini sampai menerima bantuan dari tetangganya hanya untuk kebutuhan makan sehari-hari.
"Kadang saya masak sendiri, kadang juga diberi oleh tetangga atau kerabat.
Kami tinggal berdua, karena memang tidak punya anak dan suami," ujar Simah, saat ditemui, Kamis (17/10).
Sebelumnya Simah sendiri mengaku memang belum pernah menikah sama sekali hingga saat ini.
Simah mengatakan bahwa Siti pernah menikah namun sudah bercerai dan sayangnya tidak dikaruniai anak.
"Kami sebenarnya ada lima bersaudara, cuma dua saudara sudah meninggal sejak kecil.
Tinggal saya, Siti, dan Saridi yang sekarang juga sudah meninggal," ucap Simah.
Almarhum Saridi sendiri adalah seorang laki-laki dan sudah memiliki dua orang anak yang masing-masing bernama Tami dan Atim.
Saridi merupakan saudara tertua, kemudian dilanjutkan dengan Siti baru kemudian Simah sebagai anak bungsu.
Sedangkan dua saudara lainnya sudah meninggal dunia sejak kecilkata Simah.
"Kalau yang masih hidup ya tinggal saya dan Siti ini, sama-sama sudah tidak dapat melihat lagi.
Ini juga rumah tinggalan orang tua," lanjutnya.
Saat memasak kaki sempat terbakar
Meski Simah sudah tidak bisa lagi melihat, namun ia rela memasak untuk keperluan makan.
Namun diakui Simah, masakan ini dilakukan sebisa mungkin asal dapat dikonsumsi dengan Siti.
"Masak sendiri untuk makan, sampai pernah kaki ini terkena (bara) api karena tidak bisa melihat. Sebab Siti sudah tidak bisa apa-apa, sering sakit-sakitan, jalan saja sudah pakai tongkat. Kadang juga dikasih orang," kata Simah.
Nenek kakak beradik yang buta ini pun hanya mengandalkan pemberian orang lain dan pihak-pihak yang merasa iba dangan kondisi mereka.
Sebelumnya diketahui berbagai barang perabot milik kedua nenek ini sudah dijual untuk membeli makanan.
"Kadang juga kami yang kasih makan, kadang juga keponakannya (Tami). Tapi kebanyakan Mbah Simah itu masak sendiri, seadanya, beberapa waktu lalu sampai kakinya terluka kena api," ucap salah seorang tetangga, Karni (50).
Para tetangga ataupun kerabat biasanya mengirimkan makanan kepada kedua nenek buta ini ketika Simah sedang sakit.
Ini lantaran jika nenek Simah ini sakit tidak ada makanan karena tidak ada yang memasak.
"Memang yang sering sakit-sakitan itu Mbah Siti, kalau Mbah Simah yang sakit ya susah nggak ada yang masak, makanya kami kebanyakan kirimi makanan saat Mbah Simah sakit," beber salah seorang tetangga yang lain, Rika (32).
Tinggal di rumah yang sudah tak layak
Rumah nenek Siti dan nenek Simah ini merupakan warisan dari peninggalan orangtuanya.
Rumah ini hanyalah berdinding papan dengan tatanan kuno dan sebenarnya rumah ini terlihat cukup tidak layak untuk ditempati.
"Kadang kalau hujan juga masih kebanjiran. Meski sekarang lantai sudah diplester (dicor), kalau hujan deras ya tetap ngembes (kebanjiran tapi nggak parah seperti sebelumnya)," ujar salah seorang tetangga, Rika.
Disamping rumahnya yang berukuran 10x21 meter persegi ini terdapat sebidang tanah kosong.
Tanah ini sebelumnya merupakan milik Siti dan Simah.
"Tapi sudah lama kami jual. Dulu saat dibeli katanya mau dibuat mushalla, makanya saya mau jual, tapi sampai sekarang kok tidak dibangun-bangun mushallanya," ucap Simah.
Simah sendiri mengaku lupa besaran uang yang diterima atas penjualan tanah tersebut lantaran sudah lama.
"Sudah lama nak, tahun 90-an dulu atau lebih malahan (tahun 80-an). Cuma ya itu, (hasil penjualan) cukup buat bangun kamar mandi dan toilet, terus sisa uang Rp 250 ribu seingat saya," tutur Simah.
Ketika ditanya soal tanah yang dijualnya ini terlalu murah, Simah hanya menjawab secara diplomatis.
"Ya itu nak, ngomongnya kan mau dibuat musholla jadi ya saya setuju saja menjualnya, tapi kok belum dibangun-bangun sampai sekarang," kata Simah.
Meski begitu Simah sendiri mengaku bersyukur lantaran banyak pihak yang membantu mereka mulai dari pribadi, instansi, pemerintah daerah, hingga pemerintah daerah.
Baca Juga: Baru Saja Lahir, Putri Pertama Kartika Putri dan Habib Usman Sudah Jadi Selebgram, Ini Buktinya