Diketahui Zuraiha sendiri merupakan lulusan S2 di Universitas Pendidikan Sultan Idris Tanjung Malim, Perak, Malaysia.
Zuraiha juga mengungkapkan bahwa dirinya sudah mengenal suaminya ini sejak duduk di bangku SMA atau sekitar 10 tahun lalu.
"Saya meneruskan ke perkuliahan. Sementara dia tidak bernasib baik,"
"Selepas SMA, dia bekerja serabutan di kampung. Dia kemudian menjadi sopir truk, dari awalnya mengantar barang di kawasan setempat, kemudian keluar dari kampung, saat kami tunangan Januari lalu," kata Zuraiha, yang kini bekerja menjadi guru.
Tak hanya itu Zuraiha juga mengungkapkan bahwa sejak pacaran, cibiran dari tetangganya ini sudah ada.
Bahkan sebelum menikah, ada juga kerabat yang mempertanyakan keputusannya.
"Ada sepupu tanya kenapa saya tidak menikah saja dengan guru lain atau teman kuliah. Itu ditanyakan 24 jam sebelum saya menikah,"
"Saat resepsi, ada tetangga kampung tanya ke ayah dan ibu saya, kenapa saya ini punya gelar master tapi dinikahkan dengan sopir truk. Tak pantas kata mereka,"
"Bila ada yang bertanya soal suami saya, saya akan bangga bilang kalau suami saya sopir truk. Jodoh adalah ketentuan Tuhan," ujar Zuraiha.
Ia juga mengatakan kalau keluarganya tak meminta uang hantaran yang tinggi.