"Bahkan pedagang yang ingin dagangannya laris menaburkan bunga dan meletakkan sesajian di tempat ini," tambahnya.
Mbah Karto menceritakan jika sudah biasa para pejabat yang entah siapa itu yang baru menduduki posisi penting di Banyumas akan berkunjung ke makam Ragasemangsang.
Hal itu dilakukan sebagai etika baik, agar karier dan pekerjaannya lancar dan cepat naik jabatan.
"Jika pejabat atau orang penting itu pindah atau keluar dari Banyumas karena naik jabatan, mereka biasanya juga datang lagi untuk bersih-bersih makam dan mengecat ulang makam," tambahnya.
Menurut Karto, orang yang datang dan mengunjungi makam Ragasemangsang justru bukan dari warga sekitar, melainkan banyak warga dari luar kota seperti Bandung, Tasikmalaya, dan Surabaya.
Bahkan orang-orang Tionghoa juga ada yang masuk danberkunjung ke dalam makam.
Pengeramatan makam kerap dijadikan sebagai ritual 'meraup berkah' tidak lepas dari mitologi yang berkembang di tengah masyarakat Purwokerto.
Mbah Karto sendiri tinggal kurang lebih 100 meter dari makam.
Dia menjelaskan setidaknya ada dua versi populer cerita asal-usul makam Ragasemangsang.
"Ada dua versi cerita populer di tengah masyarakat,"