Sehingga, meski yang menikah adalah anak perempuan berusia 16-17 tahun, maka seolah "kewajiban" untuk memiliki keturunan pun tetap harus dipikul.
Padahal, apabila seorang perempuan masih berusia terlalu muda untuk melewati proses tersebut, berbagai konsekuensi bisa terjadi, di antaranya:
- Angka gangguan dan komplikasi saat proses kehamilan dan persalinan yang tinggi
- Risiko kekurangan nutrisi
- Risiko gangguan kesehatan, yang bisa berujung pada kematian
Tidak hanya pada ibu, dampak merugikan ini pun akan dialami keturunannya kelak.
Jika dibandingkan dengan bayi yang dikandung perempuan berusia 20-24 tahun, bayi pada perempuan yang berusia 19 tahun ke bawah, berada dalam kondisi berikut ini.
- Berisiko 20-30% lebih tinggi mengalami berat badan lahir rendah
- Memiliki risiko kelahiran prematur
- Berisiko 30-40% lebih tinggi mengalami stunting
Padahal, ASI dan kolostrum sangatlah penting untuk membangun sistem imun yang baik untuk bayi.
Usia ideal menikah memang bisa berbeda, antara satu sama lain.
Tidak semua orang yang menikah muda pasti akan bercerai.
Sebaliknya, menikah di usia ideal pun tidak mutlak menjamin pernikahan yang awet.
Namun, dari segi kesehatan maupun kesiapan psikologis, usia memang berpengaruh.