Tahap pertama adalah pemusatan pelatihan di Pusat Pendidikan Pelatihan Khusus, Batujajar, Bandung.
Di sini, calon prajurit komando dilatih keterampilan dasar seperti menembak, teknik dan taktik tempur, operasi raid, perebutan cepat, serangan unit komando, navigasi darat dan berbagai keterampilan lain.
Sedangkan tahap kedua adalah tahap hutan gunung yang diadakan di Citatah, Bandung.
Di tahap ini, para calon prajurit komando berlatih untuk menjadi pendaki serbu, penjejakan, anti penjejakan, survival di tengah hutan.
Dalam Pelatihan Survival, calon prajurit komando harus bisa hidup di hutan dengan makanan alami yang tersedia di hutan.
Dengan latihan ini prajurit komando harus bisa membedakan tumbuhan yang beracun dan dapat dimakan, dan juga mampu berburu binatang liar untuk mempertahankan hidup.
Baca Juga: Demi Perawan Pilihan, Kim Jong-un Rela Habiskan Dana Rp 51 Miliar untuk Membeli Pakaian Dalam Wanita
Tahap latihan hutan gunung diakhiri dengan long march dari Situ Lembang ke Cilacap dengan membawa amunisi, tambang peluncur, senjata dan perlengkapan perorangan.
Selanjutnya, calon prajurit komando berinfliltrasi melalui rawa laut.
Di tahapan ini, materi Latihan meliputi navigasi Laut, Survival laut, Pelolosan, Renang ponco dan pendaratan menggunakan perahu karet.
Para calon prajurit komando harus mampu berenang melintasi selat dari Cilacap ke Nusakambangan.
“Latihan di Nusakambangan merupakan latihan tahap akhir, oleh karena itu ada yang menyebutnya sebagai hell week atau minggu neraka. Yang paling berat, materi latihan ‘pelolosan’ dan ‘kamp tawanan’,” kata Pramono.