Sementara itu, siswa yang menjadi korban mengalami ketakutan untuk kembali ke sekolah hingga akhirnya memilih meninggalkan sekolah.
Hal lain disampaikan orangtua pelaku bullying.
Ibu korban telah berbicara kepada ibu bocah lelaki yang diduga terlibat insiden 'cium kaki' itu.
Ibu pelaku pun mengaku merasa malu atas apa yang terjadi.
Ibu korban mengatakan: "Kami duduk, orangtuanya, dua anak laki-laki dan saya sendiri, di sekitar meja dan menjelaskan tentang bullying dan apa artinya kita sebagai orangtua sejauh membangun jembatan antara orang Yahudi dan Muslim di masyarakat dan tidak menciptakan pembagian seperti foto itu," ujar.
Sementara itu, Menteri Pendidikan Victoria James Merlino menuntut 'peninjauan langsung' atas dugaan insiden yang melibatkan kedua bocah lelaki itu.
Seorang juru bicara Departemen Pendidikan dan Pelatihan Victoria mengatakan atas nama kedua sekolah bahwa Antisemitisme dan intimidasi rasis tidak ditoleransi di sekolah-sekolah Victoria.
"Semua siswa memiliki hak untuk merasa aman dan didukung oleh sekolah mereka.
"Kami memperhatikan kesejahteraan dan keselamatan siswa dengan sangat serius dan berkomitmen untuk memastikan sekolah adalah lingkungan belajar yang inklusif dan aman bagi semua siswa.
"Kami mendukung semua siswa yang terkena dampak agresi dan kekerasan di sekolah," katanya.