Ibu korban juga menceritakan bahwa itu bukan pertama kalinya sang putra menjadi korban bully teman-temannya.
Karena sebelumnya, anak itu telah diintimidasi di Cheltenham Secondary College, di mana ia mendapat cacian anti-semit, atau bisa dibilang rasis, dari teman-temannya.
Seperti julukan "kera Yahudi", "tukang masak Yahudi yang sudah matang,", dan sebagainya.
Mengetahui bahwa putranya menjadi korban bully, sang ibu sebenarnya sudah berusaha berbicara kepada pihak sekolah.
Saat itu, putranya harus berakhir di rumah sakit karena menderita serangan kecemasan akut.
Namun, sang ibu yang tidak mau disebutkan namanya itu malah mendapatkan kekecewaan.
Ia pun mengkritik sekolah karena tidak mengakui 'ciuman kaki' yang dialami anaknya itu, juga tentang cacian anti-semit yang didapatkan anaknya.
Pejabat sekolah diduga mengabaikan insiden di taman itu karena peristiwa itu tidak terjadi di sekolah.
Menurut sang ibu, pihak sekolah pun mengaku tidak bisa melakukan apapun karena hal itu, kemudian menyuruh ibu dari anak malang itu untuk melapor ke polisi saja untuk masalah itu jika mau.
Tak ada yang dilakukan pihak sekolah seperti memberikan sanksi terhadap anak-anak yang mengancam dan mengintimidasi teman sekelasnya itu karena pihak sekolah menganggap bahwa insiden itu bukanlah bullying atau fitnah agama.