Suar.ID -Kondisinya sudha cukup memprihatinkan, balita bernama Sofya Zakharova ini tak diperbolehkan dirawat di kamar anak.
Sofya Zakharova yang baru berusia 2 tahun didiagnosa mengalami cacat tengkorak dan perlu menjalani operasi.
Orang tua Sofya diminta membayar sejumlah uang untuk operasi sebelum mengajukan permohonan kamar rawat.
Hanya saja operasi yang dijadwalkan terus mengalami penundaan.
Kondisi fisik Sofya tidak hanya mengalami kelainan pada bentuk tengkorak melainkan juga jari-jarinya.
Diberitakan Daily Star (25/9/2019), jari-jari tangan dan kaki Sofya saling menyatu.
Dokter belum bisa mendiagnosis dengan pasti keadaan langka yang dialami Sofya.
Belum lagi karena kondisi tengkoraknya, wajah Sofya memang sedikit berbeda dari anak kebanyakan.
Hal tersebut membuat gadis cilik asal Rusia itu ditolak untuk dirawat di kamar anak dengan alasan akan menakuti anak lainnya.
Pihak tersbut dilaporkan Sofya baru bisa dirawat di sana jika sudah dioperasi.
Sementara para ahli memperingatkan perkembangan Sofya akan bermasalah jika ia tidak berinteraksi dengan anak seusianya.
Psikolog Ekaterina Belan mengatakan interaksi dengan anak lain sangat penting bagi Sofya.
"Semakin cepat dia mendapatkan pengalaman interaksi, semakin mudah baginya untuk mengatasi kondisi di mana dia tinggal dan tumbuh," katanya.
Interaksi sosial juga berpengaruh besar bagi mental Sofya.
“Semakin banyak interaksi yang dia dapatkan, semakin mudah baginya untuk menerima dirinya apa adanya," sambung Ekaterina.
Keluarga Sofya hidup dalam kemiskinan dan hanya mengandalkan badan amal untuk menjari bantuan bagi putrinya.
Kasus penolakan terhadap Sofya agar bisa mendapat perawatan telah ditangani jaksa penuntut umum.
Dan mereka juga tengah memeriksa kenapa dokter belum juga melakukan opersai.
Kepala Republik, Radiy Khabirov mengapresasi tindakan yayasan amal.
Karena jika tidak ada campur tangan mereka, tidak akan ada tindakan lebih lanjut untuk Sofya.
"Sudah jelas bahwa hak-hak anak dan orang tua dilanggar, dan sekarang akan ada penilaian hukum yang tepat," kata Khabirov.