Reruntuhan itu berada di antara padang rumput hijau yang biasa muncul saat waduk surut.
Peninggalan lain selebihnya ada di tengah hamparan persawahan.
Warga sekitar memang memanfaatkan lahan waduk yang surut untuk menanam padi.
Makam-makam lawas pun juga terlihat di sisi timur persawahan.
Batu-batu nisan pemakaman beberapa tampak hancur tergerus air dan ada pula puing-puing ynag berserakan.
Namun, masih ada beberapa diantaranya yang berdiri kokoh.
Bahkan identitas di batu nisan masih ada yang bisa terbaca.
Salah satu nisan beruiskan tanggal kematian 26-8-1979.