“Tidak bisa dibandingkan dengan Fidel. Marcos bukan pencinta yang baik. Ia egois dan baginya, seks hanyalah sebuah fungsi…”
Meski begitu, Lorenz tetap menjadi kekasih Perez selama dua tahun.
Saat ia hamil lagi, ia sangat senang, tapi sebuah proses ekstradisi membuatnya gagal mewujudkan kehidupan keluarga yang bahagia.
Pengacara Marcos membuat Lorenz mengajukan hak asuh kepada Perez dalam upaya membantunya tetap tinggal di Amerika.
Tapi itu menjadi bumerang. Perez diekstradisi. Dan karena Lorenz secara publik menyebut Perez sebagai ayah putrinya, klausul kerahasiaan yang dipertahankan oleh Perez sebelum memberinya dana perwalian senilai 5 juta dolar AS telah dilanggar.
Artinya, Perez tidak akan mendukungnya lagi.
“Ia adalah pengacara yang goblok, seorang bocah kumuh, yang seharusnya saya tembak,” kata Lorenz belum lama ini, soal masa lalunya itu.
Dengan hilangnya sumber kehidupan, Lorenz kembali ke Sturgis. Ia pikir mungkin Sturgis bisa membawanya ke Perez.
Setelah kegagalan invasi Teluk Babi, kebencian kelompok anti-Castro kepada Kennedy terus memuncak. Dan lebih dari itu, mereka ingin Presiden AS itu mati.
Suatu malam, Lorenz menulis, mereka mulai menggambar lingkaran pada peta dan ia bisa melihat kelompok itu sedang mendiskusikan sesuatu di Dallas.
“Saya hanya berpikir bahwa ini adalah perjalanan baru untuk mengangkut atau mencuri senjata seperti banyak kelompok lain yang pernah dilakukan sebelumnya, walaupun saya tidak benar-benar mengerti mengapa mereka harus pergi ke Texas, dan saya juga tidak bertanya.”
Ada seorang anggota baru di antara mereka, dan Lorenz, entah kenapa, langsung tidak menyukainya. Menurutnya, ia sosok yang sombong. Namanya Lee Harvey Oswald.