Sayangnya komentar sang guru ini sekarang sudah tidak dapat ditemukan karena sudah dihapus.
Kini penyelidikan sedang berlangsung,namun sangguru tetap diizinkan untuk mengajar.
Sekolah belum mengambil tindakan terhadap guru tersebut, meskipun guru ini telah diperintahkan untuk berhenti memberikan campuran 'Air Suci'-nya kepada siswa.
Sanong mengatakan guru tersebut membantah kebenaran komentar Facebook-nya selama penyelidikan, di mana siswa dan petugas perlindungan anak juga ikut berpartisipasi di dalamnya.
Guru ini mengklaim bahwa ia hanya ingin menyombongkan diri dalam kelompok dan mengungkapkan bahwa “Air Suci”-nya sebenarnya adalah campuran ekstrak herbal seperti daun pandan dan yanang.
Guru tersebut juga mengaku bahwa ia terinspirasi dari ajaran Budda.
"guru itu adalah seorang praktisi dhamma yang telah mempelajari ramuan herbal dan kitab suci Buddha, ”kata Sanong.
“Ia mengklaim bahwa dia mendapatkan ide dari teks suci, yang menyebutkan penggunaan urin dalam menyembuhkan penyakit." lanjutnya.
Sementara itu, petugas kesehatan memperingatkan terhadap konsumsi limbah tubuh ini.