Kokkiad mengatakan ketiga biksu tersebut dikenalkan ke e-sport melalui kelas komputer di sekolah.
Ia jugamengungkapkan bahwa meskipun Balee Sathit Suksa dihadiri oleh para biksu pelatihan, pelajaran agama hanya memakan waktu 20 jam dalam seminggu dengan sisa jadwal yang didedikasikan untukpelajaran biasa layaknyasekolah normal.
Beberapa siswanya menyukai e-sports sehingga mereka mulai mengasah kemampuan bermain game mereka setiap hari.
Tim Balee Sathit Suksa adalah satu-satunya sekolah agama yang telah memenangkan gelar kejuaraan e-sports di KKU Nong Khai Fair sejauh ini.
Namun, beberapa pengguna media sosial Thailand menyatakan ketidaksetujuan terhadapbiksu tersebutkarena telah mengenakan jubah mereka di kompetisi.
"Biasanya saya tidak mempermasalahkan hal-hal keagamaan, tetapi saya pikir ini tidak pantas."
"Ini tidak ilegal dan juga tidak ekstrem, tetapi saya hanya merasa bahwa para biksu seharusnya tidak mengenakan jubah untuk bersaing di turnamen," kata pengguna Twitter @ParnkungTH.
Kokkiad dengan cepat menepis kritik dan mengatakan bahwa para biksu muda harus diberi kesempatan yang sama dengan yang diberikan kepada teman sebaya mereka.
"Mereka hanyalah anak-anak, seperti orang lain seusia mereka yang perlu tumbuh, mengembangkan keterampilan mereka, dan mengeksplorasi minat mereka." tutupnya.
Baca Juga: Pamer Perut Buncit di Upacara HUT ke-74 RI, Akhirnya Terungkap Usia Kandungan Selvi Ananda