Pada 1970-an, tikus menjadi makanan yang populer pada masa pemerintahan Maoist Khmer Rouge (Partai Komunis Kamboja), termasuk juga katak, tarantula dan hewan kecil lainnya.
Hewan-hewan tersebut dianggap sebagai sarana mujarab untuk bertahan hidup.
Sarin mengatakan bahwa tikus sama seperti "daging ayam atau sapi", meskipun ada pula yang mengatakan lebih mirip daging babi.
Di daerah Battambang, terdapat sebuah jalan di mana deretan tikus sawah panggang ditampilkan di atas bara api.
Tak hanya itu, tikus-tikus yang sudah matang lalu disajikan dengan saus yang dibuat dari perasan lemon, lada hitam, dan cabai.
Ma Lis, salah seorang penjual di tempat itu, mengatakan, camilan ini menjadi populer sejak dia membuka kiosnya lebih dari 10 tahun lalu.
Per hatinya dia mengaku bisa menjual hingga beberapa kilogram.
Hari ini dia dapat menghitung keuntungan penjualan lebih dari 20 kilogram.
Sebagian besar pembelinya adalah wisatawan lokal dan turis yang sekedar ingin tahu.

Beberapa orang sedang membeli tikus panggang yang dijual di pinggir jalan