Namun, tidak banyak orang yang tahu sepak terjang Hartono hinga bisa sehebat saat ini.
Dulu Djarum hanya sebuah bisnis rokok kretek lokal yang pabriknya pernah mengalami kebakaran hebat.
Peristiwa itu tak pelak membuat semua aset perusahaan ini nyaris tak tersisa.
Musibah itu terjadi pada tahun 1963.
Di tahun yang sama, Oei Wie Gwan, patron keluarga Hartono meninggal.
Mengalami dua ujian hidup di saat yang bersamaan rupanya tidak membuat keluarga Hartono gentar.
Memikul beban tanggung jawab atas kelangsungan usaha sang ayah, Rudi Hartono dan kakaknya Michael Bambang Hartono menjadi penyelamat.
Hartono bersaudara ini kemudian memulai semua dari awal.
Saat itu, usia Budi Hartono baru 23 tahun sementara kakaknya 24 tahun.
Di tangan Hartono dan pemikirannya yang modern, Djarum bangkit dari mati suri.
Hartono mulai melebarkan sayap Djarum untuk memproduksi rokok dengan peralatan lebih modern.